BASIC NARRATIVE SCHEME
PADA DRAMA ‘HAMLET’
PENDAHULUAN
Semiotik teori berawal dari dinding
individu tentang arti yang disebut tanda-tanda, dan semantik, adalah cara
dimana tanda-tanda dikombinasikan ke dalam kode-kode untuk mengirimkan
pesan-pesan. Ini adalah bagian dari sistem komunikasi umum menggunakan elemen
verbal dan non-verbal, dan menciptakan sebuah wacana dengan cara dan bentuk
yang berbeda. Dalam On Realism in Art,
Roman Jakobson berpendapat bahwa kesusastraan tidak berada sebagai kesatuan
yang terpisah. Beliau dan banyak ahli semiotik lainnya lebih cenderung
menyatakan bahwasemua teks, baik yang lisan maupun tulisan, adalah sama,
kecuali bahwa beberapa penulis menulis teks mereka dalam bentuk sandidengan
kualitas kesastraan yang berbeda yang membedakan mereka dari bentuk yang lain dalam
teks cerita.
Salah satu unsur dari
sebuah teks adalah narasi (gaya cerita). Sebuah narasi adalah sebuah cerita
yang diciptakan dalam sebuah format yang konstruktif (lisan, tulisan, puisi,
prosa, gambar, lagu, teater atau tarian) yang menjelaskan rangkaian even-even
yang fiksi maupun non-fiksi. Narasi berasal dari bahasa latin, dari kata narrare, yang berarti ‘bercerita’. Kata
‘cerita’ mungkin digunakan sebagai sinonik dari narasi, tetapi juga bisa
dipakai untuk mengganti rangkaian suatu kejadian yang dijelaskan dalam narasi.
Sebuah narasi dapat pula diceritakan oleh karakter yang terdapat dalam narasi
tersebut.
Narasi bersama dengan
eksposisi, argumentasi, dan deskripsi secara umum menegaskan sabagai salah satu
dari empat cara retorikal dari wacana. Secara khusus, narasi adalah cara
penulisan fiksi untuk menjembatani komunikasi secara langsung antara penulis
dan pembaca.
Cerita adalah salah satu
aspek penting dalam kebudayaan. Banyak hasil seni dan kesusastraan,
menceritakan sebuah cerita, dan tentu saja, hampir semua tentang kemanusiaan.
Cerita berasal dari kebudayaan kuno, ada pada kebudayaan Mesir kuno, Yunani
kuno, budaya Cina dan India. Cerita juga merupakan komponen yang ada
dimana-mana dalam komunikasi manusia, digunakan sebagai cerita perumpamaan dan
contoh-contoh untuk mengilustrasikan hal-hal tertentu. Mendongeng mungkin
merupakan satu dari benruk awal pertunjukan. Narasi juga dapat menggantikan
sebuah proses psikologi dalam identitas diri, ingatan dan pembuatan arti.
Dalam makalah ini, penulis
akan menggali narasi dasar/basic
narrative dari drama Hamlet
karangan sastrawan Inggris William
Shakespeare.
RINGKASAN CERITA
Hamlet adalah seorang pangeran
di negara Denmark.
Ayahnya baru meninggal dan pamannya Claudius naik tahta. Selain itu pamannya
juga menikahi ibu Hamlet, Gertrude. Hal ini membuat Hamlet merasa sangat sedih.
Pada saat yang sama, beberapa
teman Hamlet melihat hantu yang mengaku dirinya ayah Hamlet. Ketika Hamlet juga
melihat hantu ini, ia disuruh untuk membalas dendam karena Claudius telah
membunuhnya. Hamlet pura-pura gila untuk menjebak Claudius.
Selain itu, Hamlet juga
mengundang beberapa aktor untuk mementaskan cerita yang ia tulis sendiri.
Ceritanya adalah tentang seseorang yang membunuh raja dengan cara menuangkan
racun di lubang telinganya. Waktu cerita ini dipentaskan, Claudius menjadi
merasa sangat bersalah dan pergi sebelum pertunjukkan berakhir.
Hamlet bertanya kepada Gertrude
mengenai kematian ayahnya. Ketika Gertrude tidak mau mengaku, Hamlet menjadi
marah dan waktu melihat seseorang sedang bersembunyi di belakang tirai ia
menusuknya. Tak disangka ini adalah Polonius, penasehat Claudius. Polonius
meninggal dan kedua anaknya Laertes dan Ophelia berkabung. Ophelia sebenarnya
telah jatuh cinta pada Hamlet, namun karena hal ini ia menjadi gila dan
tenggelam di sungai.
Setelah ini, Claudius mengirim
Hamlet ke Inggris untuk belajar di sana,
walaupun tujuan sebenarnya adalah untuk mengusir Hamlet dari Denmark. Ia dan
sahabat karibnya Horatio kemudian kabur dari kapal yang membawanya ke Inggris
dan kembali ke Denmark.
Di sana Hamlet
tidak sengaja melihat prosesi pemakaman Ophelia dan karena sedihnya ia loncat
masuk ke dalam liang kubur Ophelia. Laertes yang melihat hal ini menjadi marah
dan ingin membalas kematian ayahnya. Ia pun menantang Hamlet untuk duel pedang.
Sebelum duel, pedang Laertes
telah diberi racun oleh Claudius. Selain itu anggur Hamlet pun diracun. Pada
kedua putaran pertama, Hamlet menang melawan Laertes dan Gertrude meminum
anggur Hamlet untuk memberi semangat. Di putaran selanjutnya Hamlet terluka
dengan pedang Laertes. Namun ia kemudian bertukar pedang dan berhasil melukai
Laertes juga. Sebelum mati karena racun, Laertes mengaku telah bersekongkol
dengan Claudius. Hamlet pun membunuh Claudius. Akhirnya baik Gertrude maupun
Hamlet sendiri juga tewas karena racun yang sama.
PEMBAHASAN
A. PRIMARY SIGNIFIER
Sebelum bahasan tentang narasi dasar (basic narrative) pada teks drama Hamlet, terlebih dahulu kita akan
membicarakan tentang primary signifier
dalam drama tersebut.
Primary signifier dapat diartikan sebagai sebuah tanda yang mewakili
semua tanda-tanda dalam suatu teks. Satu tanda yang menjadi inti atau pusat
dari segala tanda-tanda yang bermunculan dalam suatu teks. Pendek kata, primary
signifier adalah tali merah yang menghubungkan kesatuan cerita. Walau pun
sebuah cerita akan berisi bermacam karakter dan kisah, tali merah itulah yang
akan menghubungkan satu dengan yang lainnya.
Primary signifier dalam Hamlet adalah dendam. Dendam yang dirasakan
Hamlet terhadap pamannya, Claudius yang telah membunuh ayahnya, dendam Claudius
terhadap kakaknya, the King, yang juga bernama Hamlet dan kepada keponakannya,
Hamlet karena selalu mengganggu rencana-rencananya. Dendam laertes terhadap
Hamlet karena telah membunuh ayahnya Polonius dan menganggap gila dan tewasnya
Ophelia, adiknya, disebabkan oleh Hamlet.
Dalam cerita Hamlet ini, dendamlah yang menjadi benang merah untuk
seluruh kesatuan cerita.
B. BASIC NARRATIVE
Basic Narrative
Scheme adalah dasar dari skema cerita dalam suatu teks. Ini merupakan suatu
tanda yang muncul dan menjadi tali simpul pengikat antara tanda satu dengan
tanda yang lain. Kemudian tanda-tanda tersebut dibuat skema yang akhirnya
menjadi dasar-dasar cerita dari sebuah teks.
Menurut penulis,
narasi pada Hamlet dibagi menjadi lima (5) :
- Saat pertama Hamlet melihat hantu
Cerita dibuka dengan obrolan para penjaga tentang hantu yang
bergentayangan di istana. Mereka meyakini bahwa hantu tersebut adalah arwah
raja mereka yang telah wafat. Arwah tersebut ingin memberitahukan tentang
kematiannya yang tidak wajar.
Ketika Hamlet mendengar cerita tentang hantu tersebut semula dia tidak
percaya, tapi setelah dia melihat sendiri hantu tersebut dia baru percaya. Dan
yang lebih mencengangkannya ketika hantu yang juga diyakininya sebagai arwah
ayahnya, memintanya untuk membalaskan dendamnya pada Claudius dengan cara
membunuh Claudius.
- Hamlet menjebak Claudius
Sejak
pertemuannya dengan hantu tersebut, Hamlet punya keinginan yang kuat untuk
membalas dendam pada Claudius. Tetapi sebelumnya dia ingin mencari kebenaran,
apakah benar Claudius lah yang telah membunuh ayahnya
Caranya
dengan berpura-pura gila dan mengundang beberapa aktor untuk mementaskan cerita
yang ia tulis sendiri. Ceritanya adalah tentang seseorang yang membunuh raja
dengan cara menuangkan racun di lubang telinganya. Waktu cerita ini
dipentaskan, Claudius menjadi merasa sangat bersalah dan pergi sebelum
pertunjukkan berakhir. Hamlet menjadi semakin yakin akan hal itu.
- Hamlet tidak jadi membunuh Claudius
Hamlet berencana membunuh pamannya, Claudius, pada suatu malam, tapi
ketika dia akan membunuhnya, Claudius sedang berdoa. Dalam pemikiran Hamlet,
jika dia membunuh Claudius yang sedang berdoa, maka arwah Claudius akan masuk surga,
dan Hamlet tidak menginginkan hal tersebut. Sehingga Hamlet tidak jadi membunuh
Claudius. Dan meninggalkan Claudius di kamarnya dalam kondisi masih berdoa.
Hamlet kemudian menuju kamar ibunya, untuk menanyainya tentang kematian
ayahnya.
- Hamlet membunuh Polonius
Setelah Hamlet tidak jadi membunuh Claudius, dia menuju kamar ibundanya,
Getrude. Hamlet menanyai ibunya tentang kematian ayahnya, apakah ibunya
mengetahui cerita yang sebenarnya atau tidak. Tapi sang ibunda tidak mau
mengatakan apa-apa. Walau pun Hamlet sudah mengancamnya dengan
mengacung-acungkan pedangnya.
Polonius, yang merupakan bawahan Caludius yang ditugasi untuk memata-matai
gerak-gerik Hamlet, bersembunyi di balik tirai kamar Getrude, ketika Hamlet
menanyai Getrude. Saat Polonius melihat Hamlet menghunuskan pedangnya ke arah
Getrude, dia mengira Hamlet akan membunuh Getrude, kemudian Polonius
berteriak-teriak. Hamlet yang mendengar teriakan itu mengira Polonius adalah
Claudius, sehingga dia langsung membunuh Polonius. Walau pun salah orang tapi
Hamlet tetap senang telah membunuh Plonius, karena Polonius adalah tangan kanan
Claudius.
- Hamlet bertarung dengan Laertes
Karena kematian Polonius, putranya Laertes ingin membalas dendam pada
Hamlet. Apalagi setelah itu, adik perempuannya, Ophelia tewas tenggelam.
Laertes menganggap Hamlet juga lah yang telah menyebabkan kematian Ophelia.
Karena itu lah Laertes kemudian mengajak Hamlet duel, satu lawan satu.
Ketika pertandingan duel tersebut, ujung pedang Laertes dilumuri racun
oleh Claudius, bahkan anggur pada cangkir Hamlet pun dibubuhi racun oleh
Claudius. Pada duel pertama Hamlet menang, untuk merayakan kemenangan Hamlet,
Getrude meminum anggur ddi gelas Hamlet.
Sedangkan pada duel kedua, Hamlet tertusuk pedang Laertes, kemudian
mereka bertukar pedang. Laertes mati di tangan Hamlet. Tapi sebelum Laertes
tewas dia mengaku bahwa dia bersekongkol dengan Claudius, untuk menggulingkan
raja terdahulu, yang merupakan ayah Hamlet.
Setelah kematian Laertes, Hamlet kemudian membunuh Claudius, perjalanan
dendam itu berakhir dengan kematian semua tokoh utama. Termasuk Hamlet yang
tertusuk pedang beracun Laertes dan Getrude yang meminum anggru beracun dari
cangkir Hamlet.
PENUTUP
Primary
signifier dan basic narrative scheme
berkaitan satu dengan yang lainnya. Karena penulis ingin meggali tentang basic
narrative scheme dalam Hamlet,
penulis juga mencari primary signifier dalam Hamlet untuk memudahkan.
Primary signifier dalam Hamlet adalah balas dendam. Dendam yang dirasakan Hamlet terhadap
pamannya, Claudius yang telah membunuh ayahnya, dendam Claudius terhadap
kakaknya, the King, yang juga bernama Hamlet dan kepada keponakannya, Hamlet
karena selalu mengganggu rencana-rencananya. Dendam laertes terhadap Hamlet
karena telah membunuh ayahnya Polonius dan menganggap gila dan tewasnya
Ophelia, adiknya, disebabkan oleh Hamlet.
Dari rasa dendam tersebut maka cerita bergulir, basic
narrative scheme dari drama Hamlet adalah saat pertama Hamlet melihat hantu,
Hamlet menjebak Claudius, Hamlet tidak jadi membunuh Claudius, Hamlet membunuh
Laertes dan Hamlet bertarung dengan Laertes.
DAFTAR PUSTAKA
Wardoyo, S.
2005. Semiotika dan Struktur Narasi :
Kajian Sastra, Vol.29, No.1, Januari
2005
Wardoyo, S.
2005. Semiotika dan Interpretasi Puisi : Dover Beach:Semiotics
in Theory and Practice. In TEFLIN
JOURNAL, Vol.16, No.2, Agustus
2005
http://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^