Apakah teman-teman pernah atau
sedang mengikuti serial To Liong To yang saat ini sedang tayang di Indosiar?
Bagi yang pernah nonton pasti sudah akrab dengan Tio Bu Kid an pemeran-pemeran
lainnya. Saya sudah pernah menontonnya (dulu) dan saat ini pun masih mengikuti,
karena ceritanya bagus dan tidak membosankan.
Di salah satu episode yang telah lalu ada yang membuatku tergelitik
untuk berpikir kritis (hasyah gaya bangetz). Waktu episode itu diceritakan
ketika Ciu Ci Jiak diminta bersumpah oleh gurunya tidak akan menikah dengan Tio
Bu Ki, karena pria itu adalah ketua dari partai yang dianggap ‘sesat’ sedangkan
mereka berasal dari partai ‘lurus’. Setelah
si murid bersumpah dengan dituntun gurunya, gurunya mengatakan bahwa si murid
harus berusaha untuk mendapatkan Golok Pembunuh Naga dan Pedang Langit
sekaligus karena di dalam kedua benda pusaka tersebut ada kitab ilmu yang
sungguh luar biasa, ilmu itu bisa digunakan untuk membuat partai mereka menjadi
nomer satu di dunia persilatan.
Sang guru tidak hanya membeberkan
bagaimana cara mendapat kitab ilmu tersebut tetapi juga meminta muridnya untuk
mengambil kedua pusaka tersebut dengan cara yang kurang terpuji yaitu dengan
menggoda Tio Bu Ki dan berpura-pura jatuh cinta padanya.
Ketika melihat adegan ini, saya
sempat menyelutuk, “Loh katanya partai ‘lurus’ tapi kok melakukan perbuatan
seperti itu untuk menggapai tujuan.” Walau pun si guru tetap keukeuh mengatakan bahwa itu untuk
tujuan mulia tetap aja kan menggunakan cara tidak terpuji. Lagipula, untuk
mengangkat nama partai bukankah lebih baik menciptakan ilmu/jurus yang baru
bukan malah merebut apa yang dimiliki orang lain.
Saya jadi berpikir, jangan-jangan
saya juga pernah (bahkan tidak cuma sekali) juga melakukan hal tersebut.
Beranggapan bahwa apa yang kita lakukan untuk mencapai tujuan yang ‘mulia’ tetapi
dengan cara-cara yang tidak baik. Misalnya saja mencontek, toh itu untuk
mendapatkan nilai yang bagus. Padahal jelas-jelas kita tahu nyontek itu
dilarang (saya gak pernah nyonek lo ;P )
Dan lebih ekstrim lagi ketika
saya mendengar cerita salah seorang teman yang kebetulan dia menjadi bendahara
di salah satu organisasi. Mereka (para pucuk pimpinan organisasi) sering
bagi-bagi duit sisa proyek, karena ada anggapan bahwa mereka lah yang berjasa
mendapatkan dan melaksanakan proyek tersebut. Ahhh sebut saya kuno atau ndeso, mungkin itu hal lumrah yang terjadi dimana-mana. Kita sering meminta lebih untuk
sesuatu yang kita sebut sebagai ‘hak’ tapi sering lupa dengan saudara yang
bernama ‘kewajiban’.
Pikiran saya semakin ngelantur
kemana-mana, jangan-jangan oh jangan-jangan para koruptor juga berpikir hal
yang sama…Ups gak usah ngomongin politik deh, ntar malah berabe.
Pernahkah teman-teman merasa paling ‘berjasa’
sehingga merasa ‘pantas’ mendapatkan ‘lebih’ dari yang lain????
Hm... pernah ga ya? #mikir-mikir sambil mandang keatas...
ReplyDeleteMudah2an belum pernah deh... dan jangan sampai deh ya....
Hal ini menganggap diri kita yang terbaik malah justru akan membawa diri kita ke hal yang tidak baik bila tidak dikendalikan.
ReplyDeleteYang terbaik dan paling sempurna hanyalah Allah Ta'ala.
Terima kasih sahabat telah mengingatkan kepada kita
@ mbak al : iya mbak...jangan sampai deh
ReplyDelete@ mbak perawat : memang benar mbak, hanya Allah Ta'ala yang sempurna, sama2 mbak
Dulu ada yang ngritik PSSI. Begitu dia menjabat di situ ternyata ya sami mawon, ketika ditanya oleh wartawan dengan santainya dia menjawab " Saya bukan malaikat "
ReplyDeleteDulu ada aktivis yang garang mengritik kebijaksanaan pemerintah. Setelah dia menjabat di suatu lembaga akhirnya masuk bui karena korupsi.Halah..halah..halah.
Ketika ada gempa di suatu daerah, seorang mantan berkata "Harusnya pemerintah membuat rumah tahan gempa ". Pertanyaannya : lha waktu ibu menjabat kok membuat rumah jenis itu sih?
Itu yang disebut ndelok alias kendel alok.Begitu nglakoni sendiri ya gak iso opo2.
Salam hangat dari Surabaya
keteladanan yg sangat bagus....banyak kelompok2 di negeri ini yg juga begitu...mengaku lurus, tapi malah bengkok...
ReplyDelete@ pakdhe : iya pakde..suka sebel dengan pejabat model begitu, mengkritik orang ini itu padahal ketika ia menjabat aset-aset negara banyak dijual..aish gitu kok masih banyak yang mendukung, hanya karena euforia masa lalu...ups malah ngrasani yo dhe hehe
ReplyDelete@ elmoudy : mana bengkok nya banyak lagi ya hehe
Kalau Madjongke sepertinya pernah ya. Apalagi kalau urusan contek menyontek. Itu sering terjadi karena madjongke sendiri malas kalau di suruh belajar. hehehe
ReplyDelete@ madjongke : hahaha itu cuma contoh kok mas, saya gak berani nyontek, payah ya.
ReplyDeletePernah gak ya hihihi,
ReplyDeletegak tau :p
@ tebak ini siapa : hahaha
ReplyDelete