Ucapan Yang Tertunda

Bertemu dengan cewek manis ini sekitar pertengahan bulan April tahun 2009. Kita bertemu di salah satu pelatihan yang diadakan Pusdiklat Parung, Bogor. Dia dari Jogja, saya dari Semarang.

Pertama kali melihatnya, dia lagi menyapu kamarnya, ‘ih rajin banget ni anak’, batin saya ketika itu. Kamar kami bersebelahan, dia sekamar dengan Mbak Anti’ yang dulunya teman sekantor saya, tetapi sekarang pindah ke Jakarta. Ternyata kami sekelas di pelatihan itu. Mulai deh janjian untuk berangkat bareng ke kelas pelatihan (kayak abg ya hehe).

Ketika kami masuk kelas untuk pertama kali, cuma tinggal 3 kursi kosong di bagian pojok belakang. Ya udah kita pun menempatinya, kursi yang satu lagi ditempati sama Bapak yang lebih telat dari kami haha. Oh ya, teman-teman sekelas ternyata memang umurnya jauh di atas kami. Dia yang paling muda, sedang saya ‘kakang ragil’ hehe. Kedekatan kami mungkin juga karena usia yang tidak terpaut jauh, sekitar 3 tahun. Tapi teman-teman lain asik-asik lo, baik-baik lagi.

Jadi sejak saat itu kami sering kemana-mana barengan, kadang berdua, kadang rame-rame dengan teman-teman lain. Termasuk narsis bareng juga haha. Dimana-mana foto mulu. Waktu ada jalan-jalan di hari Minggu, kita juga ikutan daripada bosen di asrama (pelatihannya 2 minggu b0’). Tempat tujuan Istana Merdeka, Monas, Pasar Tanah Abang, dan Masjid Kubah Mas, sampe tempat diklat malam jam 8an. Kita juga jalan-jalan pas kelas dipadatkan, jadi agak sore udah selesai mata diklatnya. Sempat ke Planetarium, tapi sayang lagi ada renovasi. Jadi cuma foto2 di luar sama foto di dekatnya patung Ismail Marzuki. Termasuk ke Situ Gintung dan tidak lupa ke mall tentu saja haha.

Kesan ketika bersama dia kurang lebih 2 minggu itu, hmmm... anaknya baik, pinter, dan agak tertutup. Dia juga termasuk cukup supel bergaul dengan yang lain. Yang paling mengherankan saya, dia sering senyum-senyum sendiri sambil liat laptop kalau di kelas. Karena sering liat, jadi iseng-iseng ngintip deh *hahaha sori ya. Olala, ternyata dia ngeblog. Waktu itu saya juga sudah punya blog tapi tidak terlalu aktif, cuma sekedar curhatan perasaan saja. Maka dari itu juga gak punya teman blogger lain *kuper yak.

Saya sempat baca-baca tulisan dia ketika kami masih di Pusdiklat. Wah, saya cukup terkejut, dia yang saya kenal agak tertutup, ternyata di blog-nya lebih terbuka mencurahkan perasaannya, mana banyak kata-kata puitis gitu. Dan bahasa yang dia gunakan, termasuk bahasa gaul juga, padahal keseharian dia lebih kaku *just my opinion lo, jangan tersungging hehe

Seperti penjelasan saya diatas, bahwa dia agak tertutup dalam keseharian, ternyata setelah kita berkeliling waktu hari Minggu itu, dan ndepipis (duduk lesehan dipojokan) di Pasar Tanah Abang karena kecapekan muter. Sambil nunggu ibu-ibu lain yang masih aja muter (dasar emak-emak kalau liat pasar seneng bener), kita ngobrol macem-macem. Ditengah huru-hara pasar, dia cerita tentang ‘sesuatu’. Istilahnya curcol gitu deh. Agak kaget juga, dia mungkin udah lama gak cerita sama temannya, jadi berhubung adanya saya, dengan sangat terpaksa cerita deh dia haha.

Saya berperan sebagai pendengar yang baik dan benar, sambil sesekali menanggapi. Saya pun pernah mengalami hal yang hampir sama, dan untungnya udah lepas dari ‘masalah’ itu. Tetapi tentu saja saya tidak bisa mengatakan cara-cara untuk mengatasi ‘masalah’ tersebut. Masalah hati biar hati yang menyelesaikan *uhuk.

Bukti kami pernah bareng :)

Di buku kenangan dia menuliskan :

Tetap jalin silahturahmi yach...biar panjang umur ...teman-teman oke2, seru2, aktif-aktif, udah berangkat pagi masih juga jadi yang paling belakang...semangat!!!

Hahaha ternyata baginya, ‘keterlambatan’ kami pun jadi kenangan. Ceritanya begini, setiap kali masuk kelas untuk pelajaran selalu saja kami jadi yang terakhir, padahal kami datangnya ‘on time’ lo, jadi tempat duduk yang tersisa pun pas ‘cuma’ dua kursi. Dan seringnya kok jejeran. Pernah suatu kali kita berusaha untuk tidak ‘telat’. Kita datang 15 menit sebelum kelas mulai, ladalah ternyata sama saja, tetap kita ‘telat’ alias yang terakhir hahaha. Gak tau tuh, yang lain pada berangkat jam berapa. Ya sudah, kita balik ke ‘telat on time’ kita lagi hihihi.

Di hari terakhir, karena untuk penutupan, ruangannya ganti, jadi kami pun harus mencari-cari. Ketika kami memasuki ruangan itu, dan mencari tempat duduk dekat teman-teman lain, ada seorang teman (bapak-bapak) menyelutuk, “Wah, mereka berdua udah datang, sudah lengkaplah kelas kita”. Kita berdua pun cekikikan mendengar itu.

Bahkan sampai hari penutupan ‘telat on time’ itu tetap kami ‘pertahankan’ hahaha. Asyeeek...*terkenal telat kok bangga.

Sudah 2,5 tahun berlalu sejak saat itu, kami terkadang masih ngobrol lewat facebook atau YM-an. Terakhir kami chat, ternyata dia masih terbelit ‘masalah’ itu, dengan niat baik saya pun menceritakan pengalaman pribadi yang hampir sama. Dengan harapan dia bisa segera menyelesaikan semuanya dengan baik pula. 

----000----

Untuk Titik Sutanti, selamat ulang tahun ya. Semoga tercapai apa yang kamu cita-citakan.

Umur hanyalah hitungan angka, jangan terlalu terpatok dengan umur kita “seharusnya” sudah ini dan itu. Jalan hidup manusia satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Banyak sekali yang bisa kamu disukuri dalam hidup, termasuk keluarga dan teman yang menyayangi serta pergi ke negera yang ingin sekali saya kunjungi.

Tetap semangat ya, sayang  ^_^

Masih inget gak dengan momen di atas?

Berkumpul dengan teman-teman dari seluruh nusantara, sungguh mengasyikan. Mendengar banyak logat yang berbeda ketika coffee break, cerita dan candaan yang cair bak saudara. Jadi inget Pak Irsad dari Padang yang sering kesel sama kita gara-gara kita sering ngobrol pakai bahasa Jawa. Atau Syeh Puji yang orang Gunung Kidul tapi berlogat Jakarta. Disebutin satu-satu mah gak selesai-selesai yak.

----000----

Postingan ini tidak diubah sedikit pun sejak 19 Oktober. Tetapi ketika tanggal itu tiba-tiba facebook si dia menghilang, saya perlu konfirmasi dulu sama dia tentang postingan ini ^_*