Memasuki pertengahan bulan Januari, di thread sumber lalu lintas blog saya, muncul kalimat 'surat valentine untuk yang tercinta'. Dan itu menduduki tempat teratas lo, jelas saja mereka yang mencari dengan kalimat tersebut, tersasar ke posting saya yang berjudul "Surat Cinta Untuk Yang Tercinta".
Kalau saya ingat-ingat lagi sepertinya saya belum pernah deh kirim surat cinta. Karena waktu 'masih' jamannya surat-suratan belum kenal yang namanya cinta *tsaaaah. Begitu pun ketika mengenal cinta, mengirim surat cinta belum pernah, kalau dikirimi sih pernah *lirik Pak Budhi qiqiqi.
Ngomong-ngomong tentang surat, saya ingat banget pertama kali mengirim surat. Waktu kelas 4 SD, guru Bahasa Indonesia kami yang biasa dipanggil Pak Kris menugasi kami untuk membuat surat. Nantinya surat tersebut akan dikirim ke alamat salah seorang teman sekelas juga, dan yang bertukar alamat dengan saya saat itu adalah sahabat saya, Linda. Saya lupa ya isi surat yang saya tulis itu tentang apa, tapi sepertinya sih hal-hal sederhana ala anak umur 10 tahun.
Ngomong-ngomong tentang surat, saya ingat banget pertama kali mengirim surat. Waktu kelas 4 SD, guru Bahasa Indonesia kami yang biasa dipanggil Pak Kris menugasi kami untuk membuat surat. Nantinya surat tersebut akan dikirim ke alamat salah seorang teman sekelas juga, dan yang bertukar alamat dengan saya saat itu adalah sahabat saya, Linda. Saya lupa ya isi surat yang saya tulis itu tentang apa, tapi sepertinya sih hal-hal sederhana ala anak umur 10 tahun.
Setelah surat dikirim, tugas kami berikutnya adalah menunggu surat yang ditujukan kepada kami, dan kalau kami sudah menerimanya, kami melaporkan ke Pak Kris. Surat dari saya untuk Linda, sampai dengan selamat sekitar 1 minggu setelah surat dikirim, tetapi surat untuk saya dari Linda, belum juga sampai bahkan ketika sudah lewat 2 minggu dari tanggal dikirimnya surat. Sedih banget deh rasanya, karena saya termasuk salah satu yang mengacungkan jari ketika Pak Kris bertanya, "Siapa yang belum mendapatkan surat?"
Eh ini gak lebay ya, tapi buat anak kecil kalau mengalami seperti itu sedih deh hehe ditunggu-tunggu gak juga datang tu surat. Ketika hampir lupa, baru deh nyampai, mungkin sekitar dua bulan. Dan itu pun tidak langsung sampai ke alamat rumah. Jadi ketika ibu pulang dari arisan RW, ibu membawa surat itu. Ternyata surat itu nyasar ke rumah tetangga, dan karena di surat itu yang tercantum adalah nama lengkap saya, maka bingunglah tetangga, karena mana dia tahu nama lengkap anak tetangganya yang masih kecil hehe.
Keesokan harinya dengan bersemangat saya pun laporan ke Pak Kris kalau saya sudah mendapatkan surat. Baiknya Pak Kris, beliau menanggapi dengan antusias, padahal sudah berlangsung lama kan tugas itu. Dan tentu saja saya tidak bilang ke Pak Kris mengapa surat itu bisa nyasar ke rumah tetangga.
Psstt...saya kasih tahu ya. Alamat surat seharusnya "Gang Sepakat VI" tetapi di surat tertulis "Gang Sepakat IV" qiqiqi ternyata saya salah memberikan alamat ke Linda.
Oh ya bagi yang mencari "surat valentine" sengaja saya sasarkan ke postingan inih qiqiqi.
Sharing dong pengalamanmu tentang surat kawans. Dengan menuliskan kisah tak terlupakanmu tentang surat di kolom komentar di postingan ini. Komentar yang paling berkesan menurut saya, akan mendapatkan sebuah buku.
(surat disini yang ditulis tangan lo ya, bukan surat elektronik/email)
Ini nih buku hadiahnya:
Daaaan...ada tambahan hadiah nih dari komandan Blogcamp, Pakdhe Cholik yang baik hati, dua eksemplar lagi *girang banget nih ^_*
Ayuk ah cap cus, saya tunggu sampai hari Sabtu, 16 Februari 2013 pukul 22.00 WIB ya ^_^
Pengumuman yang mendapat tali asih, InsyaAllah hari Senin, 18 Februari 2013 ya
*yang diluar negeri bisa ikutan, asal punya alamat di Indonesia
Jadi total ada 3 orang yang akan mendapatkan tali asih ya
Pengumuman yang mendapat tali asih, InsyaAllah hari Senin, 18 Februari 2013 ya
*yang diluar negeri bisa ikutan, asal punya alamat di Indonesia
Surat cinta saya juga nyasar nich. Harusnya jl. ekologi 28, saya tulis jl.ekologi 23. Duh
ReplyDeleteSelamat ber mini kuis
Salam hangat dari Surabaya
kalau saya nulis alamat ga salah kan pakde
Deletehohohoho...
ReplyDeletekalau pengalaman saya ngirim2 surat jaman dulu sih pas sahabat pena..jaman SD terutama. jaman SMP ma SMA juga tapi jarang.
sekarang karena teknologi udah maju, gak ada surat2an lagi :)
tunggu kehadiran suratku hehe
ReplyDeleteAku juga pertama kali menulis surat sepertinya pas SD, tapi lupa kelas berapa. Kurang lebih sama, mendapatkan tugas ketika pelajaran Bahasa Indonesia. Bedanya, surat harus dikirim ke alamat saudara, bukan ke alamat teman. isinya kalau tidak salah kurang lebih menanyakan kabar keluarga, dengan bahasa yang kaku karena mengacu dari contoh di buku. Entah di tempat lain, tapi dulu di bagian akhir surat aku menuliskan kalimat empat kali empat sama dengan enambelas, sempat tidak sempat harus dibalas. Kalimat pantun yang saat itu sedang sangat populer untuk menuliskan surat.
ReplyDeleteDan berbicara mengenai surat cinta, seingat dan sepengetahuanku aku belum pernah mengirimkannya, lain halnya dengan menerima surat cinta. Ada 2x kalau tidak salah, aku menerima surat cinta. Dan tentu saja tidak aku tanggapi, maklum masih sekolah :D
Kurang lebih seperti itu pengalamannya, ya walaupun kurang bekesan tapi kira-kira seperti itu ingatanku :D
ternyata kuis ya Mba Esti.
ReplyDeleteKalau pengalaman paling berkesan menulis surat apa ya Mba ya.
Dari sahabat saya SD Mba. Saya terima suratnya pas saya kuliah, sepulang sekolah siang hari ada surat dari sahabat saya itu. RUmah kami hanya beda satu kampung di Surabaya, cuma karena sudah kuliah kami jarang bertemu. Dia kuliah keguruan Bahasa Inggris saya kuliah Teknik Komputer. Kampusnya jauh.
Isi suratnya benar-benar mengguncangkan dunia saya. Dia tertipu oleh orang yang mengajaknya bisnis pulsa, uang sekolahnya dia yang harus dibayar beberapa bulan lagi habis. Karena takut dimarahi Ibunya yang bekerja sebagai penjual jamu untuk menghidupi anak-anaknya(Ibunya adalah single parent tulang punggung keluarga)temen saya ini lari ke Jakarta jadi pembantu. Bukannya pembantu profesi hina ya Mba, tapi kebayang kan dari kuliah lari ke Jakarta jadi pembantu. Ceritanya tidak berhenti sampai di situ, dari majikannya di Jakarta yang Alhamdulillaah baik, dia dikenalkan sama Singaporean yang butuh pembantu dan bisa bahasa Inggris untuk mengajarkan bahasa Indonesia. Larilah teman saya ke Singapura sana.
Baca surat itu kayak baca sinetron tapi nyata, saya nangis sampai Ibu saya heran. Temen baik saya mengalami kejadian seperti itu.
Setelah satu tahun akhirnya teman saya berani kembali ke Indonesia menyelesaikan kuliah yang tinggal beberapa semester. Selama itu, saya jadi deket banget sama Ibunya. Beliau bahkan hadir di acara nikah saya. Teman saya itupun kemudian berkeliling Indonesia, sempat ke Papua dan sekarang di Jakarta. Dia sekarang bisa membahagiakan ibunya dengan membuatkan rumah di kampung halaman beliau.
Alhamdulillaahnya semua berakhir bahagia Mba Esti.
Paling ga itu satu surat yang berkesan banget buat saya. *maap kalo kepanjangan ya Mba Esti.
Aku pernah dapat surat. . . :D
ReplyDeleteAku ikut, Insya Alloh. . :)
Dapatnya surat kaleng :|
ReplyDeleteOOT dulu nih, mbak esti diminta nomor rekeningnya sama DP cek fb DP deh :)
ReplyDeletewaktu aku kelas 3 SMP punya sahabat pena mbak, berawal dari surat sampai sekarnag masih berhubungan walaupun bukan lewat surat lagi, Allhamdulillah pernah ketemuan juga
ngomongin soal surat. pernah juga ngirim surat cinta waktu LDRan dulu. dan itu bahagia rasanya saat suratnya sudah samapi ditangan *curhat*
ReplyDeletebtw, kenapa waktu SD nggak dikasih langsung keorangnya aja.toh pak kris gak tau ini kan. haha *komen sesat*
aku pertama kali nulis surat ya gara-gara bales surat cinta waktu SD *serius* :-D
ReplyDeletekarena ada kakak kelas yang jatuh cinta sama saya *ceileeee* dia kelas enam SD, saya baru kelas empat, suratnya dititipin sama sahabat saya.. karena masih SD polos bin gemes *halah* malah aku jawab singkat :-D
intinya di surat itu aku tolak,, nggak connect juga kakak kelas kq bisa gitu..
malah aku di salahin ma sahabat ku, kq di tolak?? kan kakak kelas cakep
sebenarnya yang pengen jadi pacarnya sahabatku mugkin =,="
Aih aih...Esti udah mainan SEO niiiih...hihihi...
ReplyDeleteMudah2an posstingan ini bakalan laris manis di google orang buat yang lagi cari surat buat valentinan yaaaah...hihihi...
Bikin surat?
Paling banter cuman bikin surat lamaran kerja ama proposal Agustusan doang sih...hihihi...
aku jarang bikin surat panjang lebar ama abah, paling kasih kartu kecil dengan tulisan 1 kalimat yang berkesan ajah...kayak contoh...'thank you for smelling good this morning'...hihihi...
Dear, mbak Kurnia
ReplyDeleteBicara soal surat, mungkin saya salah satunya yang maniak berikirim surat sejak tahun 1997 hingga 2007 kemaren. Soalnya, sahabat-sahabat pena saya semuanya jauh. Dulunya aku tinggal di Pulau Sulawesi jadi tidak mungkin bisa bertemu dengan mereka yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Surat melanggengkan persahabatan kami. Bahkan menjadi salah satu bentuk komunikasi satu arah yang asyik. Sebab, dala keadaan marah, nangis atau apapun juga tidak bisa tergambarkan secara jelas dengan surat. Pastinya tetap ingin mengabarkan berita baik saja untuk mereka.
Surat juga menjadi awal saya melakukan hobi filateli :) *sampai sekarang album filatelinya masih ada :)
Selain surat kepada sahabat, saya pun pernah mengalami "penolakan" oleh seorang pria melalui surat. Isi suratnya merupakan sebuah permintaan agar hubungan saya dengan "dia" tidak dalam lingkaran pacaran, jadi saya memintanya untuk segera melamar saja jika memang sudah siap (soalnya dia sudah terikat kontrak kerja dengan perusahaan). Jadi menurut saya menikah muda bukan soal. Tetapi, apa yang diharapkan berbalik. Dia mengirimkan surat "penolakan" kalau hubungan ini sudah tidak bisa dijalin karena "hal" yang menurut saya tidak masuk akal. Dia takut karena saya berasal dari keluarga berada sementara dia anak bungsu yang harus menopang kehidupan keluarganya. Dia takut dituduh memanfaatkan saya, padahal bagi saya berumah tangga itu yaa memulai dari nol lagi. Tetapi tetap saja tidak mau. Yaa sudah. Karena surat penolakan itu, saya kemudian menjadi anti dengan menikah beberapa saat bahkan menjadikan semua teman pria menjadi sahabat/pengawal saya kemanapun saya pergi. Dengan surat pula saya menjadi mengerti bahwa terkadang laki-laki menjadi pengecut untuk jujur secara langsung (tetapi tidak semua laki-laki, kok hehehehe)
Nah, itu pengalaman saya dengan surat.
Aiih cantik nian rumah barunya, baru liat aku mba....
ReplyDeleteJaman dulu aku rajin banget surat2an sama temen2ku lo mbak, bahkan suratnya maish kusimpan sampai sekarang. Kalo dibaca2 lagi, lucu, bikin senyum2 sndiri, ternyata bahasaku dulu aneh banget ih hihhi.
Aku udah mula surat menyurat beneran (yang dikirim lewat pos) sejak kelas 4 SD. Waktu itu aku ikut papaku pindah dari Bandung ke Makassar. Karena biaya telpon masih mahal, SMS juga belom ada, apalagi Facebook, ya aku komunikasi sama mereka lewat surat.
Aku dapernya Surat tilang Dan sidang nya hiks
ReplyDeleteSaat itu, beberapa tahun yang lalu. Sedang tidak ada hari spesial, tetapi saya mendapatkan dua surat dari Tante Nunu dan Om Gylang.
ReplyDeleteSebelumnya saya pernah meminta kepada mereka untuk membuat surat spesial, tetapi mereka menolaknya. Setelah beberapa hari, saya cek email, eh, ada surat dari mereka. Ya, surat tersebut dikirm melalui email. :)
Isinya mampu membius saya. Tidak bisa berkomentar apa2, karena isinya memang sangat indah, diluar dugaan saya.
Setelah Om pindah ke Kalimantan, saya belum pernah bertemu lagi. Tapi, dengan surat tersebut semua tersampaikan. Kasih sayang yang begitu besar, perhatian yang ekstra, ungkapan2 dalam surat tersebut benar2 membuat hidup ini menjadi lebih hijau. :)
Meski kita tidak hidup dalam satu rumah, tetapi kita hidup dalam satu wadah. Saya sering menyebutnya Keluarga Kecil.
Terima Kasih Om dan Tante. ^_*
Yeah mbak esti surat2an niyee :D
ReplyDeleteSurat cintaku yang pertama pake kertas buku yang disobek tengah2, ditulis pake bolpen item tulisannya lumayan lah buat micingin mata bacanya maklum tulisan cowok ndak begitu rapi, waktu itu SMP kelas 2 lho mbak, kecil2 cinta monyet kata orang, hehehhe.
Nah waktu itu mbak, suratnya dapet dari kekasih hati waktu SMP, sekarang masih niar simpen lho kertasnya. Anak SMP nulis surat cinta kayak nulis kayak nulis cerita, lucu banget, nulis suka pengen ketemuan itu pake surat2an terus dikasih ke aku lewat kurir cinta (temennya).
Apah lagi itu pun suratnya dikasih temenya ehemku, nah waktu itu dulu kan malu2 kucing mbak buat saling kasih surat, masak yaa dulu tuh ngobrol ajah ndak pernah berdua mesti rame2 pake senyum2 gitu.
Kalau sekarang baca surat dari dia pasti ketawa2 sendiri, dia mah udah jadi orang sukses masih inget gag yaa surat2an waktu dulu :D
kl suratnya di kirim lewat e-mail atau inbox tp berkesan boleh gak? :D
ReplyDeletesurat ungu itu kau berikan ketika aku baru saja pulang hiking..dg muka corang moreng..baju apek kering di badan. malu sihh....tp ketika kau beri pas aku tak siap diri. keyakinan kau benar2 menyukaiku makin kuat.
ReplyDeleteku tanam dlm hati..nanti malam ku balas surat mu ini.
tapi karena kecapean..aku tertidur dari siang hingga ke siang lagi. dlm tidurku itu aku bermimpi.... kutulis surat utkmu dg sampul biru menyatakan aku juga menyukaimu...dan ku titipkan kpd sahabatnya. Tenaaaanggggg.....dan aku pun berlalu.
sebulan stlh itu kau tanya padaku...mana jawabanmu ?? apaaaaa ??? kan sudah kubalas lgsg esok harinya kataku. ga adaaaa , balasmu.
setelah kuingat2 lagi..masya Allah balasan surat itu cuma kubuat dlm mimpi hiyaaaaaahhhh kok bisa ???????
wqwqwq
uwaa keren blognya....simpel tp cantikkk,mau dong didandanin :D
ReplyDeletesalam kenal...sukses untuk mini kuisnya
wawww.... blognya mb Esti uaayuuu banget ik :D
ReplyDeleteuntung aku dulu masih ngalami era bersurat ria (ketauan yen wes tuwek xixixiii).
Dari kelas 3 SD aku sudah gemar surat menyurat karena kebetulan dulu mbakyuku yg 8 th lebih tua juga penggemar surat menyurat plus filateli, jadi deh ikut2an. Jaman tahun 80-an kan masih jaya2nya tuh Sahabat Pena. Bisa punya kawan dari Sumatera sampai Papua dulu, duuuhh senengnya. Mungkin hasrat bersosial media udah bawaan dari dulu ya mb Es hihihiii... kalau sekarang kan mudah sekali dengan berbagai sosial media seperti FB, twitter, Twoo, G+ dan lain sebagainya. Bisa punya kawan dari berbagai belahan negara ataupun belahan dunia sungguh suatu karunia yang patut disyukuri.
Kalau yang paling berkesan tentang surat2an ya tentunya dengan si doi lah alias bapaknya anak2 sekarang. Dulu kan adanya cuma telepon rumah, belum usum phone cell. Setiap kali rindu, atau mau baikan setelah bertengkar, kedatangan si surat cinta ini bagaikan oasis di padang tandus hihihiiii...lebay ya. tapi bener loh, memang begitu rasanya. so excited tiap kali menerima surat dari sang yayang apa pun isinya. Pernah terima dulu cuma selembar kertas, dikirim via pak pos, isinya cuma gambar pohon 1 batang plus ada tulisannya : MAAFIN AKU YANG. udah itu aja, ceritanya yayangku minta maaf karena habis bertengkar hebat. Konyolnya ternyata surat itu nyampe ke tangan saat sang yayang datang ke rumah utk minta maaf secara langsung. Jadi, saat aku terima amplop surat tanpa identitas pengirim itu dari pak pos, si yayang cuma senyam senyum aja. Dan ketika kubuka langsung di depannya, kami pun terbahak-bahak bersama. What a lovely memory :D
mbak esti dulu ah kasih testi tentang pengalaman surat cintanya uhuuuiiiiy :D
ReplyDeleteInget surat cinta, inget si yayang my first love sewaktu putih abu2..
ReplyDeleteDari mulai nembak, berbicara, komunikasi, sampai di ceraikannya semua di ungkapkan lewat surat.
Dan pak posnya lewat sahabatku sendiri..
#ahh so sweet pokoknya, ga kan pernah terlupakan :D
Pas udah kerja di Jakarta mba, aku dapet surat berlembar-lembar dari kakak kelas waktu SMP. Jadi dulu, waku kelas 2 masuk siang, dia kelas 3 masuk pagi, dan kita memakai kelas yg sama dan duduk di bangku yg sama.
ReplyDeleteAwalnya ngga sengaja bales2an surat, si kertasnya ditinggalin aja di kolong meja, biasanya ngobrolin yg sepele2, kadang saya nanyain PR hihihi. Tapi kemudian dia naksir, kan males ya saya wong msh kecil jeh :P Jadi dijauhin deh.
Dia ini kakaknya temen sekelas saya, jadi paling suka tau kabarnya dari si teman ini aja. Sampai suatu ketika beneran kirim surat pake pos, dialamatin ke rumah ortu, isinya curhat2 begitulah. Tapi krn dia itu emang pintar menulis, ya saya baca aja smp habis, dan walupun ketika sudah bukan 'surat cinta' lagi, buatku berkesan aja, dia beneran suka berbalas surat dengan saya dulu itu.
Ish...panjang bener ya hihihihi
Surat yang mengesankan, ya surat yang diterima dari anak yang sulung baru - baru ini ,walaupun awalnya bingung dan heran, ada surat tulisan tangannya dia ditulis diselembar kertas HVS tapi terharu juga baca suratnya, ternyata di skul dia disuruh buat surat untuk Ibunya, nampaknya standar paragrap awalnya adalah hasil petunjuk dari Ibu Guru, karena bukan gayanya dia banget, tapi paragraph setelahnya itu, pastinya curhatan dia banget, begini isi suratnya :
ReplyDeleteAssalamualaikum Ibu.
Apa kabar, bu?
Semoga Ibu dalam keadaan sehat selalu.
Selama ini Ibu telah melahirkan, mendidikku, membesarkanku sampai sekarang
dan menjagaku.
Ibu, maafkan aku ya, aku sudah mengganggu adik, kadang tidak mendengarkan
nasihat ibu, dan sering membuat Ibu kesal.
Ibu, aku punya permintaan tolong kontrol adik (dua-duanya) supaya gak gangguin
aku pas solat, trus kalau aku ranking 3 besar kasih hadiah, ya.
Ibu, sudah dulu ya, terima kasih atas semuanya.
Dari Dzaky
Suka banget ma kalimat yang ini :
Ibu, aku punya permintaan tolong kontrol adik (dua-duanya) supaya gak gangguin
aku pas solat, trus kalau aku ranking 3 besar kasih hadiah, ya.
sederhana suratnya, tapi kok mengharukan ya, curhatan si mas yang gak suka diganggu adiknya pas dia lagi salat dan pesannya kalau dia berprestasi di skul
posting di blog juga soal surat ini di sini http://fitri2boys2.blogspot.com/2013/02/dari-dzaky.html#comment-form
Ini pengalamanku kak, jangan di ketawain ya:
ReplyDeleteDalam urusan cinta, ane termasuk orang yang cukup pemalu. Berkirim surat aja takut apalagi mengungkapkan perasaan suka sama seorang cewek. Begitu pemalunya diriku, sampai-sampai ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku pun aku tak tahu. Hal itu baru aku ketahui ketika menjelang pernikahannya, dia memberiku sepucuk surat dan sebuah kado sulaman yang bertuliskan namaku. Entah romantis atau tidak, bagiku surat itu berkesan sekali. Sejak saat itulah ane mulai berani mengungkapkan rasa cinta pada seseorang. Ane nggak mau menyesal di kemudian hari karena nggak berani menyatakan cinta.
Berikut isi suratnya:
Hadi, sorry gue cuma bisa kasih ini ke elo. Semoga sulaman ini bisa memperkuat tali silaturrahim kita.
Jujur sebenernya gue berat tuk berpisah sama elo. Karena elo salah satu orang yang pernah gue minta dalam do'a. Tapi apa boleh buat, elo anggap gue sebagai teman. Dan akhirnya gue menerima lamaran dari cowok lain. Maafin gue ya Di....
NB: I hope u always remember me in your pray.
Surat itu masih aku simpan sampai sekarang. Bentuk asli surat tersebut, bisa sobat lihat disini.
Wah wah.. surat cinta yaaa? ehmm.. ada sihh.. Tapi malui ah >,< hihihi
ReplyDeletepasti ngerasa geli deh, mb Esti kalo aku sharing nostalgia jadulku. Meski aku n eks doi (skrg hubby) kuliah sama2 di komputer, tp ttp saja suka yg model manual.Contohnya nih,kalo doi pas mendaki gunung, biasanya aku titipin surat yg isinya amanat utk be careful. hehehe,pokoknya saling berbalas-lah (ibaratnya sms ria anak muda jaman kini). Ada salah satu surat jadulnya,nih mbak bisa ngintip disini ya http://makbandot.blogspot.com/2013/02/blog-post.html
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteikut sharing ah tentang surat.hehe
ReplyDeletePengalaman yang tak terlupakan bukan ketika saya menerima surat cinta, tapi ketika saya menulis surat cinta.haha iya surat cinta jaman SMA, jaman masih labil-labilnya saat diam-diam menyukai seseorang yang ternyata menyukai teman sebangku saya. (?) complicated stories.
Sebut saja dia Elang, teman semasa kecil, TK-SMA bareng. Dan juga yang diam-diam saya suka. Dia tidak pernah tahu tentang perasaan saya, tipe bad boy gitu orangnya, suka gonta-ganti pacar. Dan saya, termasuk yang menjadi tempat curhatnya. Istilah jaman sekarang, saya berada di jebakan friend zone yang banyak makan hatinya. haha ini cerita emang standar abis.
Tapi perasaan saya terhadap Elang yang diam-diam membuat saya menulis, apapun yang saya tulis semuanya bercerita tentang perasaan saya yang tidak pernah sampai sama dia, tentang cinta yang diam-diam. Dia inspirasi menulis saya yang pertama, meskipun sekarang inspirasi menulis saya bukan dia lagi.
Saat itu ceritanya saya sedang berada dalam kondisi lelah, capek hati, dan sejenisnya. Sebelum Elang mengungkapkan perasaannya sama teman sebangku saya. Saya berniat mengungkapkan perasaan saya sama dia lewat surat, lebih tepatnya sih meminta maaf karena sudah lancang suka sama dia. 3 lembar bolak-balik ditulis tangan sampai keriting.
Niat saya menyelipkan 3 lembar surat tersebut di buku yang nanti akan saya kasih ke dia. Lalu? lalu? pikiran saya sudah campur aduk membayangkan reaksi dari Elang ketika dia membaca surat saya. Sampai ketika saya membuka lemari, dan menemukan segepok surat di sana. oh my god, ternyataaaa, surat 3 lembar bolak-balik ditulis pakai tangan itu lupa diselipin dibuku sodar-sodaraaa...aaaaakkkk
anti klimaks abis. Udah capek2 bikin, udah mikir yang aneh2, ternyata suratnya ketinggalan T_T
Tapi akhirnya, saya bersyukur surat berlembar2 itu nggak pernah sampai sama Elang, saya sendiri lupa isi di dalamnya apa. Karena setelah itu saya sadar, perasaan saya sama Elang tidak lebih karena terbiasa bersama,suka tapi bukan cinta.hehe
dan sampai sekarang, Elang nggak pernah tahu kalau dulu saya pernah suka, saya benar-benar bersyukur surat itu tidak pernah sampai. Rencana Allah memang kadang tak terduga, bahkan kadang sangat lucu :)
aihhh, penjang bener.hahaha..semoga mbak Esti nggak ngamuk2 :D
anw,salam kenal ya mbak
seingat saya belum pernah nulis surat cinta. tapi saya pernah baca buku pakdhe yang markotop di atas. Ni buktinya: http://tenteraverbisa.wordpress.com/2013/02/10/setelah-menyantap-ramen-makarticho/
ReplyDeleteHehe, maaf nyepam. Gara2 belum ketemu mangut bu nasimah :p
Sukses kontesnya Mbak Esti :)
Hai mbak esti, isha juga pernah dapat surat cinta. hihihii
ReplyDeletekejadiannya waktu isha masih SMP. waktu SMP, isha tinggal di asrama. Asrama putri tentunya.Tinggal di asrama seperti itu, membuat kita jarang sekali bertemu dengan makhluk yang namanya laki-laki. Saat itu isha sedang tidur, tiba-tiba di kejutkan oleh suara dan tangan ocha yang menepuk tubuhku.
"sha, nih ada titipan."
ocha menyimpannya di kasurku, aku langsung bangun dan melihat titipan itu.
satu kapsul obat dan sekuntum bunga merah. maksudnya apa? kok ada yang ngasih obat kapsul berwarna merah hitam ini. emangnya isha sakit apa.
dengan kesal isha membelahkan kapsul obat itu. tapi apa yang di dapat? sebuah kertas, di gulung-gulng. keciiil sekali. dengan tulisan tangan, yang isisnya "we know love come and go anywhere, but I wanna your love stay for me" membaca kata-kata itu bikin aku melongo seketika.
lalu, ku lihat sekuntum bunga merah. Hmm, ini kan bunga yang di tanam di pinggir mesjid. hahaha
surat itu kecil, tapi membuat kita slalu mengenangnya..
Pernahhhh dapet pas SMP, tapi gak pernah tau siapa yang kirim, HINGGA SEKARANG menikah + punya anak 2, saya gak pernah tau siapakah pengirim surat itu? Ampe bela-belain selidiki di alamat pengirim, tapi keknya alamat fiktif, karena setelah saya &kakak saya cari keliling2 gak ketemu, hehe
ReplyDeleteSalam kenal :)
Jaman kuliah dulu sering berkirim surat dengan teman SMA yang kuliah di Jogja. Rasanya bahagia banget. Maklum saja, tak ada hp waktu itu.
ReplyDeleteTapi pengalaman paling berkesan adalah surat cinta berbahasa Perancis dari orang Perancis asli ketika mengantarnya ke bandara A Yani. Tak menyangka waktu itu ia memaksa diantar ke bandara agar bisa memberikan surat cinta a la romantisme orang sono.
Surat 3 lembar itu memaksaku membuka kamus bahasa Perancis. Mahasiswa bahasa Perancis semester 4 akan kesulitan menerjemahkan peribahasa dan diksi bahasa Perancis. Moment romantisnya tertutup oleh kepayahan memahami bahasa dan kepayahan mngenali huruf dan angka. Jika pernah melihat tulisan tangan orang Perancis asli, percayalah, sulit memahami karena digandeng-gandeng seperti surat resep dokter. Hahaha....
Ups... tak lucu juga sih. karena setelahnya aku harus membalas surat itu melalui pos dan sangat mahal meski di surat ia meninggalkan sedikit uang untuk mengirim balasan. What a story of teenage. xixi...
Surat-suratan ya???
ReplyDeleteKalo itu sih cerita zaman SD dulu.
Padahal rumahnya cuma seperempat jam berjalan kaki dari rumahku lhooo
tapi karena malu, jadi kirim surat aja.
Padahal sekelas, tapi kalau malu, mau diapakan lagi???
Oia, aku terakhir nerima surat ketika dua hari menjelang pernikahanku. Surat dari seorang teman di Ngawi.
Surat dengan gambar sepasang bayi ala cupid yang lucu.
Isinya do'a dan harapan mengenai pernikahanku.
Ah, senang rasanya mendapat surat.
karena bacanya lebih seru dari pada email
^_^
Surat2an yah.... hmmmm....
ReplyDeletePernah jaman SMP, dulu kan ga ada hape yah aku, jadilah surat2an sama sahabat dan juga samaaaaa hmmmm *malu* samaaa kakak kelas *merona* ah udah ah ceritanya malu hahahaha *melipir*
Waktu masuk SMA, ada masa orientasi, trus disuruh bikin surat cinta kepada kakak kelas.
ReplyDeleteDuh, malesin banget, karena nggak suka dengan kakak-kakak kelas :D
Dari pada bikin pernyataan suka/cinta, kebetulan saya suka puisi saya bikin saja deh puisi buat kakak kelas itu, eh makin sebal karena puisi itu ditempel di majalah dinding mana ada nama saya dan kakak kelas itu jelas terpampang :D
Nostagila sma tuh.
kutan cerita yaaa..
ReplyDeletedulu ayu pernah nyuratin idola. Leony Trio Kwek-Kwek sama Maissy Ci Luk Ba kayaknya.
Pas dapet balesan lumayan kecewa soalnya cuma dapet foto bertandatangan aja, kirain kan dapet surat balesan beneran yang macem sahabat pena gitu(ngareeep)
trus pengalaman surat-suratan laen jaman SD, sama temen akrab yang pindah sekolah ke Jawa Barat, namanya Citra. Lucu banget karena di surat itu Citra ngasih tau kosakata-kosakata baru dalam bahasa Sunda selain cerita tentang teman-teman dan rumah barunya. Sampai SMP kami masih setia bertukar kabar, meski akhirnya kemudian berhenti.
Ayu juga membuat surat untuk adek ketika dia ulang tahun dan ketika ayu pertama kalinya kuliah di luar kota.
Cerita tentang surat yang terbaru, adalah surat-surat untuk suami. Jadi karena kami dulu LDRan Bengkulu-Sumatera Utara dan ketemu hanya dua bulan sekali, setiap kali suami hendak balik lagi ke tempat kerjanya,ayu selalu menyelipkan surat di tasnya untuk dibaca begitu suami sampai di kosannya.
Kesannya jauh berbeda dengan imel, menurut ayu. Surat dan tulisan tangan itu terasa lebih hangat, dan istimewa.
eh jadi panjang amat ya,,
maaf ya mba esti..
dan terima kasih udah boleh ikut cerita2
sukses wat kuisnya ya estiii...
ReplyDeleteWah dulu saya banyak sekali menerima surat dari sahabat, tapi bukan surat cinta sih, pastinya tulis tangan, sayangnya udah hancur diamuk tsunami mba Esti! hehe
ReplyDeleteSalam Takzim
ReplyDeleteIkut nyimak aja, males bongkar bongkar
semoga surat merah jambu ada yang terkesan
Salam Takzim Batavusqu
saya punya sebuah cerita unik selama berkirim surat. Cuma salah Apriori!...bingung mbedain antara surat denah alamat teman dengan surat cinta pertama. cuma perilaku anak sd berusia 9 tahun :D
ReplyDeleteTapi malu sekali jeng kalau harus menuliskannya disini
serius nih?
ReplyDeletehaha..
mbak.. terlalu banyak mantan aku mbak.. jadi bingung dah.. ckckck..
but, aku mau ceritain fokus tentang surat cintanya ajah ya..
aku termasuk orang yang demen banget surat-suratan.. bahkan pertama kali aku kirim surat itu kelas 4 SD lhoo.. jaman dulu waktu masih boomingnya lagu dangdut yang bertajuk "MELATI".. dulu aku suka nyelipin surat ku yang aku tujukan ke kakak kelasku yang kelas 6 di tempat kaset.. haha.. begitupun sebaliknya.. :D ketika doi mau balas suratku juga diselipin dikaset tersebut, intinya sih, kaset ERNA WATI itu menjadi media untuk aku surat-suratan..
lulus SD, aku melanjutkan studiku di pondok pesantren.. tak menghalangi hobbiku yang unik ini, akupun kembali surat-suratan dengan salah satu santriwan di pondok itu.. hahaha.. tau nggak mbak? kalo jaman SD , medianya tempat kaset.. kalo pas di SMP (pondok) medianya adalah Alquran,, upps... jangan salah paham dulu, jaman di pondok kan Alquran di taruh di Masjid, kalo sholat kan semua santriwan dan sanrri wati sholatnya di masjid.. and Alquran itu diberi nama pemilik masing2, makanya doi tau mana quranku, dan selama 3 tahun, alquranlah yang menjadi media kita untuk surat2an.. dengan cara diselipin di salah satu halaman d dalam alquran tersebut. dan ada pengalaman yang memalukan saat itu, gelagatku tercium oleh ustadzah, sampe suatu hari aku ketahuan kalo aku surat2an dengan salah satui santriwan , dan akhirnya aku kena hukuman.. TT.. but, itu pengalaman yang paling mendebarkan karena aku setiap kali mau naruh surat di alquran, selalu deg deg serrr... hahhaha
sela,ma tiga tahun aku di pesantren, aku melanjutkan sekolah di pekalongan, dan tak lagi di pondok,, tapi kisah cintaku masih berlanjut sampe seragam putih abu2.. kitapun masih sering surat2an , dan medianya lebih kerenan dikit, kita surat2an via POS Indonesia.. sampe2 dulu aku mengoleksi perangko yang aku dapatkan dari surat2 yang pacarku kirim :)
Kisah mengenai surat cintaku, saat valentine.. ceritanya doi mau datang, tapi kebetulan hujan derasss... secara TEGAL _ Pekalongan lumayan memakan waktu, jarak tempuh sekitar 2 jaman, tapi akhirnya dia datang dengan baju basah kuyup karena kehujanan dan tidak membawa mantel, surat yang sudah dia persiapkan untukkupun ikut basah,, :(
Tapi aku tetep seneng banget karena 3 kotak silverqueen dan sekuntum mawar merah tampak jelas terikat tali pita warna pink di luar suat cinta basah itu...
Berlanjut ke jaman kuliah ya, mbak.. kami masih satu kampus.. tapi naa,, cinta kami putus.. OUUUHH>>> hhahaa... *simak lagi..
Pertama kali aku kenal aby, aku gak suka.. saat aby nembak aku juga aku nggak terima.. tapi karena suatu hal, akhirnya aku mau menerima aby dan kita jadian !! YAY!
suatu hari tanggal 5 juli 2006. saat aby ulang tahun, aku berniat untuk ngasih surprise ke aby dengan memberi dia kado, tapi tanpa aby sadari kado itu aku masukkan ke tas, dan ternyata dihari yang sama, aby pulang blora..
kado beserta suratpun ikut aby ke blora :D
Parahnya..... begitu sampe rumah, aby langsung istirahat, dan tidak membuka isi tas yang aby bawa, yaa,. secara aby kan gak tau kalo aku masukin kado buat aby.. haha...
kado nya di buka mbaknya Aby, begitupun surat cinta yang aku tulis untuk aby plus ucapan ulang tahun dibaca oleh mbaknya pertama kali, padahal aby belum membacanya..
sumpaaahh.. maluuu abngeeettt.... yaa.. pengalaman2 ku tentang surat cintaku sejak jaman SD sampe kuliah itu mbak.. unik2 kan caranya??
kalo valentinan.. jujur,, aku cuma sekali aja ngreyain valentine bareng ma [acar jaman aku SMA dulu.. selebihnya, aku baru berprinsip.. kalo I AM A MOSLEM, so.. aku nggak merayakan valentine day.. :D
hehhee...
mbak saya ikutan ya!
ReplyDeleteKalau bicara soal surat apalagi surat cinta, saya punya pengalaman yang sangat mengharukan, yang pertama dapat surat cinta pertama dari almarhum suami, isinya menyatakan cintanya kepada saya dan langsung nembak ngajak nikah, suratnya dah ntah kemana, mungkin dimakan rayap, kemudian surat cinta terakhir dari almarhum, tulisannya pakai kode rahasia khusus, hanya kami berdua yang bisa baca ( kayak detektif aja pake kode rahasia!), yang ditulis tanggal 5 desember 1997, hari kamis, sampai sekarang masih saya simpan surat cintanya, untuk kenang-kenangan, isinya berupa permintaan kesediaan saya untuk menjadi istrinya, dan berisi janjinya yang akan menikahi saya dan mencintai saya sampai mati, dia tak menjajikan apapun selain itu (dan semua terlaksana dan ditepati sampai akhir hidupnya),sungguh! saya semakin cinta kepadanya, karena dia tak pernah ingkar janji, setiap kali saya membaca surat cinta itu, air mata selalu tumpah tak terbendung. surat cinta itu, surat cinta terakhirnya, karena sejak itu dia tak pernah mengirim saya surat cinta lagi, dan kami menikah pada bulan pebruari 2008 tanggal 22, 14 tahun sudah surat cinta itu terselip di buku harian saya, saya sering mengulang-ulang membacanya setelah kepergiannya sejak tanggal 1 Maret 2012, kemudian saya menciumnya penuh rindu, saya membayangkan, dia menulis surat cinta itu, disela kesibukannya sebagai maintenance di PT PINDAD, sambil tiduran di atas karpet lusuh disela-sela mesin-mesin raksasa yang selalu setia menemani dan menjadi saksi bisu setiap almarhum menulis surat cinta untuk saya. surat cinta itu kini menjadi pengobat rindu saya pada almarhum.
ternyata gak boleh ya surat elektronik.. hihi.. sy kelewat baca yg terakhirnya itu..
ReplyDeletesurat tulis tangan.. Hmmm.. apa ya?? Jarang2 nulis surat tulis tangan.. Ngelamar kerja aja udah pake ketikan :D
Paling pernah sih ada temen cowok waktu SMP "nembak" saya pake sy pake surat. Yang berkesan itu bukan karena kita jadian. Tapi saya justru langsung nolak, eeehhh dia minta suratnya di balikin lagi sambil blg kalo sy mau terima padahal dia mau ngajakin nonton catatan si boy di bioskop (dulu ini film keren bgt deh.. hehe..). Tapi biar kata di 'sogok' pake tiket bioskop juga tetep aja saya gak mau.. Hehe..
Wah... pas banget nih lagi malas nulis. Tapi keknya pengen ikutan. Hehe... Semoga mood-nya dapet :)
ReplyDeleteSaya suka menulis surat dan dulu sempat punya bebrapa sahabat pena. Itulah sebabnya, saat beberapa kali mengadakan kontes/GA, saya menyertakan sebentuk surat untuk para pemenang, meski tulisan tangan saya gak bagus. Saya menamai surat itu 'surat cinta', karena memang isinya tentang cinta. Cinta dari saya untuk sahabat blogger yang telah memberi perhatian pada saya dengan kesertaan mereka. Bahkan ada di antara mereka yang (dulu) memajang isi surat saya. Jadi berdebar-debar rasanya, rada2 ge-er jadinya. Ah... jadi ngikik sendiri kalo ingat hal itu :D
Deleteaku nulis surat buat suami mah tiap hari kerja mbak, dari sejak nikah sampai sekarang , kertasnya mungil, kuselipkan di lunch boxnya, hingga kalau dia makan siang di kantornya dia bisa baca surat itu buat menemani makannya, krn sdh biasa, kalau aku sehari saja lupa nulis surat itu maka suamiku akan ngambek mbak spt anak kecil hihihihihi :)
ReplyDeleteIkutan cerita ya mba Esti.. :)
ReplyDeleteCerita tentang surat yang berkesan buatku adalah ketika masih putih abu-abu..
Ceritanya surat pertama dariku untuk seorang cowok yang padahal baru aja kenal tapi berkesan banget..kalo surat
cinta dari temen-temen cowok sih lumayan sering..hehehe..
Jadi cowok itu pemain basket dari sebuah kota di Kalimantan yang waktu itu lagi bertanding di Bandung. Saat itu aku lagi liburan ke Bandung ke rumah sahabatku.
Sahabatku itu pernah tinggal di Kalimantan dan ketika klub basket SMU Kalimantan itu bertanding di Bandung, aku diajak nonton. Waktu dikenalin sama temanku kok langsung deg-degan ya..hehehe..
Gak punya info lengkap tentang dia kecuali dia bersekolah di salah satu SMU di Kalimantan, karena saat itu aku gak berani ngobrol banyak sama dia, tiba-tiba aku pengen banget kirim surat ke dia..dan cuma nulis nama sekolahnya aja..berharap semoga saja surat itu diterima olehnya..
Tapi..gak ada kelanjutannya..gak tau deh surat itu sampai atau gak.. :D
Saya pertama nulis surat cinta waktu kelas 2 SMP rasanya. Waktu itu, saya naksir berat dengan seorang teman sekela yg cantik. Karena banyak yg juga naksir dia, supaya beda dengan cowo2 laen, saya belajar untuk nulis surat cinta dalam bahasa Inggris. Setiap hari saya tulis surat romantis dan kasih ke sang bidadari, tapi setiap kali dia cuma bilang "terima kasih", dan ga ada embel2 apa lagi. Saya jadi bingung...jadi sebenernya saya diterima atau ditolak ya? Kejadian ini berlangsung selama satu semester.
ReplyDeleteBertahun2 kemudian, saya ketemu lagi dengan sang bidadari dan setelah kita ngobrol2, dia bilang gini ke saya
"Dulu kamu kasih aku surat pake Bahasa Inggris, masih inget? Sebenernya aku ga bisa Bahasa Inggris, tapi aku malu bilang ke kamunya, jadi suratnya tiap hari aku terima, tapi ga pernah aku baca, hahaha"
GUBRAAKKKKK...
Inspiratif sekali Mbak....
ReplyDeleteSemoga yang ikutan buanyaaak.
Surat yang paling berkesan dari anakku Salsabilla. Karena ditulis di kertas buku tulis yang disobek (ini yang buat aku sering cerewet karena buku tulisnya cepat habis) dan ada gambarnya lagi. Tulisannya sih simple Salsa love Mama Papa. Tapi sejak kelas 2 SD jadi jarang menulis surat lagi :( . Jadi kangen nih ama surat - suratnya :).
ReplyDeleteBicara masalah surat, saya punya pengalaman yang sangat manis sekali. Dulu waktu masih pacaran sama suami saya punya agenda yang bernama arisan kata. Disitu kami saling bertukar surat. Isi suratnya pun beragam, mulai dari puisi, cerpen, atau hanya tulisan lepas biasa. Dan saya masih menyimpan sebagian surat2 itu. Manis sekali saat membacanya kembali waktu kami sudah menikah. Senyum-senyum sendiri. Biasanya suami menulisnya dengan dikasih lukisan tangannya.
ReplyDeleteAda satu yang masih saya ingat sampai sekarang. Waktu itu demam saya tinggi banget. Sampai-sampai saya mengigau gak jelas. Suami mengompres saya kemudian meninggalkan sepucuk surat di kertas putih garis2 (ketahuan nyobek di buku catatan,hehe).
Ada salah satu kalimatnya yang saya ingat sampai sekarang. Tertulis seperti ini :
"Seandainya bisa diukur, mungkin air mataku bisa kupakai untuk mengompres bidadari yang sedang demam..."
Whuaaa, jadi adem baca kalimat itu...
Salam kenal mba, pertamakalinya nerima surat itu kelas 2 SMP, itu pun isinya di putusin cinta. Selidik punya selidik, si mantan pikaseubeleun ga berani memutuskan langsung jadi memilih melalui surat. Tak lama berselang, Dia merasa menyesal dan memberi isyarat ingin clbk. Tapi kadung udah mewek krn sakit hati aku say no to mantan (gengsi ceritanya). Tibalah kenyataan datang, ternyata teman saya naksir si mantan. Dia ingin merebutnya dari saya maka berceritalah dia tentang saya yang enggak-enggak (ya enggak lah). jadinya, kami selalu miskom dan berujung putus. akhirnya, sang mantan tahu bahwa aku tidak salah, makanya dia menyesal. Hohoho, saya kan gadis baik hati dan tidak sombong, cerdas, pintar dilengkapi penyabar, ya wajar lah si borokokok menyesal. Patah hatiku lamaaaaa lho mba, maklum first love, xixixixi
ReplyDeleteSurat-suratan? Muahaha...jadi ingat jaman muda :P
ReplyDeleteJaman kuliah dulu, aku memang gak bisa ngomong langsung, seringnya lewat surat. Waktu itu belum kenal blog, belum punya HP pula buat sms tiap kali ada sesuatu, jadi apa yg ingin kusampaikan kutulislah di surat lalu kalau dia datang kukasihkan. :D Kadang dibawa pulang & dibaca di rumah, tapi seringnya dibaca di depanku. Haha... Dari berlembar-lembar surat yang aku kasih tak pernah dibalas dengan surat sama dia, paling langsung diomongin sama dia. Sampai suatu hari dia mengirim surat di kertas berwarna kuning, xixixi.... Isinya: udahan!! Huahahaha.....pediiiih!! Sekalinya dapat surat, isinya gitu!! Habis itu kuminta balik surat-suratku ke dia. And guess what? Dia masih menyimpan dengan rapih surat-suratku di box lho. Hahahaha..... Jadinya semua suratku kembali dengan utuh!!! Hahaha.... Lucu kan? :D :D :D
Sekarang aku sama dia masih kontak dong, dan sering ngakak kalau ingat masa 'muda' dulu. "Kamu curang, suratnya diambil lagi, aku jadi gak bisa mengenang masa lalu deh.." Wkwkwk...suruh sapa kasih surat isinya jelek!! Xixixixi.....
ikutan sharing ya mbak Esti.... :)
ReplyDeleteBicara mengenai surat-menyurat, aku sudah menyukainya sejak SD, lalu SMP, sampai SMEA. Aku menulis surat untuk teman, sahabat, bahkan teman yang belum pernah bertatap muka (yang kudapatkan alamatnya dari majalah korespondensi :D nekat surat-suratan nih), hingga ke tokoh idola. Namun dari kesemua surat yang pernah aku tulis, ada satu rangkaian surat-menyurat yang sangat berkesan bagiku, kuingat hingga kini.
Sejak SMP, aku ngefans banget sama sebuah grup band terkemuka di Indonesia ini. Siapa coba hayooo.... tebak... hehehe.... Namanya: DEWA 19! Kala itu tahun 1997 hingga 2000-an. Aku rajin mengikuti perkembangan Dewa 19 baik di radio, televisi, koran, dan sebagainya. Hingga kudapatkan alamat base camp Dewa 19. Nah, aku pengen banget dapet segala sesuatu tentang Dewa 19, mulai dari foto mereka, stiker, dan pernak-pernik lainnya.
Lalu mulailah aku mengirim surat ke base camp mereka. Dan tak kusangka, aku mendapatkan balasan dari mereka. Surat itu ditulis dengan tangan. Dalam hati aku berharap itu tulisan tangan salah seorang personilnya (dasar polos banget, mana sempat mereka nulis-nulis surat buat para fans-nya :D ). Tapi ternyata, di bagian paling bawah dari surat itu tertulis "Manajemen Dewa 19". Aduh, sedikit kecewa deh.. Namun mereka baik, mereka mengirimkan marchandise yang aku inginkan. Duh senangnya...
Surat pertama dibalas, lalu aku ketagihan untuk mengirim surat lagi, dan lagi. Entah itu berisi pujian, minta marchandise lagi, saran, bahkan kritik. Dan manajemen mereka pun bertambah bagus dalam segi pelayanan kepada para fans. Sekarang suratnya diketik komputer! Hehehhe...
Hal yang paling menyenangkan adalah ketika surat-surat itu kuberikan alamat balasan ke sekolahku. Ketika aku menerima surat-surat balasan, teman-temanku pada ngerubutin, pengen tau isinya. Bangga rasanya. Bahkan guruku pernah tahu tentang surat dari Dewa 19 itu. Hihihi...
Dasar abege, senengnya dapat sesuatu dari idolanya. Namun sekarang semua itu tinggal kenangan manis. Aku sudah tak begitu respek dengan musik, termasuk Dewa 19. Meski begitu, aku tetap menyimpan sebagian surat-surat itu hingga kini. Aku hanya senyum-senyum sendiri mengingat kenorakanku waktu sekolah dulu :)
Demikian salah satu kisahku mbak Esti :)
Wow tentang surat ya,..
ReplyDeleteBuat saya surat yang ditulis dengan tangan itu tiada duanya, seolah-olah mewakili orang yang berkirim surat. Tulisannyapun membuat kebat-kebit penerimanya jika dari yang tersayang. Warna pink, adalah sampul surat yang sering dilayangkan kekasih hati saya tempo dulu. hihihi aneh tapi nyata, cuma ditinggal KKN dua bulan dan sering pulang nengokin saya, kekasih setia saya itu tetap berkirim surat sampai berkali-kali. Bisa dibayangkan, orangnya sudah datang dihadapan surat dikirim dari lokasi KKN belum nyampe.
Debaran hati saat nunggu balasan itu adalah adrenalin lain yang cukup menggugah hati. suara denting bel pak pos dan suara nyaringnya (dulu pak pos pakai sepeda onthel) yang berucap: POOOS.. adalah suara termerdu yang selalu kutunggu.
Saya juga pernah juara Nulis surat cinta di Radio Yogya "Geronimo" jaman dulu. Surat cinta pertama saya, kutujukan buat bapak yang telah tiada, yang tak bisa lihat lagi anak perempuannya anak menikah. Surat tulis tangan dan dibacakan pada sore hari oleh penyiar itu sangat mengharu biru, hadiahnya, produk minyak wangi cologne dari sponsor dan uang senilai 30 ribu rupiah yang bisa kubelikan beras saat itu,..ihik kuingat masa-masa sulit saat saya masih kuliah, ayah lama wafat dan ibu sudah pensiun. Jangan salah uang segitu bisa dapat 15 kilo beras saat lalu.
Karena ketagihan, saya sampai ngirim berulangkali ke radio itu dengan pake nama berbeda, ada dari kekasih saya (sekarang jadi suami saya, sudah 16 tahun menikah lho), ada nama adik saya dan kisahpun berbeda yang menceritakan kisah unik dari mereka. Dan hadiahnya meningkat menjadi 50 ribu lho,..hihihi terbayang mereka tulus ikhlas menyetor uang itu padaku.
Kisah unik lainnya datang surat dari orang yang dulunya menaksir saya, bingung dibuatnya karena pada saat bersamaan dapat dua surat dai orang yang sama, yang satu ku buka isinya curhatan hati, yang satu tulisannya "Eh terlupa,..Selamat berpuasa ya" hanya kalimat itu saja. Terbayang yang saya buka yang belakangan dia kirim,.hahahaha..
Memang surat yang ditulis tangan dengan amplop tertutup dan berperangko, terkirim berjangka waktu disampaikan oleh pak pos ber kring-kring dan berteriak nyaring adalah masa lalu yang sungguh tak pernah terlupa. Memori yang indah itu, ingin terulang kembali. Namun siapa yang sudi kirimi surat saya lagi dengan model seperti itu? hihiih,..surat elektronik, email, sms, de-el-el ternyata sungguh berbeda nilainya ya, sungguh kangen lagi saat-saat seperti ituuu....!!!!
Ikutan sharing tentang surat menyurat ya mbak ...
ReplyDeleteAku pertama kali surat-suratan dengan sahabatku saat kelas 3 SD. Ceritanya nih aku dan sahabatku itu selalu bersama sejak kelas 1 SD, nah saat naik di kelas 3 itu, kami tidak sekelas. Aku sedih sekali saat itu sampai nangis segala hi hi. Karena tidak sekelas itulah kami berinisiatif untuk saling menulis surat. Jadi saat pulang sekolah, aku berikan suratku kepada sahabatku itu, besoknya ganti dia yang membalas suratku. Isinya sih apalagi kalau bukan tentang "kamu sahabat terbaikku" atau "persahabatan kita akn abadi" trus kita saling memberi foto dan juga menulis puisi di dalam surat itu. Kalau diingat sih lucu juga ya, lha cuma beda kelas aja surat-suratan, iya kalau beda kota hi hi. Tapi namanya juga masih anak- anak yaaa ...
Saat kuliah juga ada pengalaman tak terlupakan tentang menulis surat. Saat itu aku mneulis surat kepada pacarku (sekarang sdh jadi suamiku), bukan surat cinta seperti kebanyakan orang yg lagi kasmaran, tetapi lebih kepada curhat pribadi. Saat itu lagi libur kuliah jadi aku pulang ke rumah sedang dia tetap di Surabaya. Yang bikin ketawa kalau ingat suratku itu adalah jumlahnya yang mencapai 100 lembar. Nggak percaya, serius lho ini, kutulis di atas kertas surat pakai tulisan tangan. Jaman dulu kan masih belum ada email seperti sekarang. Asyik banget katanya, seperti baca novel he he ... sampai sekarangpun suamiku sering bercanda tentang suratku yang 100 lembar itu .."gimana kalau dibuat buku saja ya,"katanya. Tapi sayang sekali karena 4 kali pindah rumah, surat 100 lembarku itu hilang hikss ... hikss .. semoga tidak terbaca orang lain (maluuuu ...)
Yang terakhir adalah surat dari orang tuaku, isinya cuma beberapa baris saja sih, kuterima tgl 14 Februari 2013 lalu,di hari ultah pernikahanku yg ke 14. Ortu ngirim kado ultah kejutan + secarik surat ucapan selamat ultah perkawinan dan doa supaya kami selalu rukun dan dalam perlindungan Tuhan. Woahhh ... terharu banget aku, di usiaku yg hampir kepala empat ini masih diperhatikan sama ortu. Surat itu akan selalu kusimpan dan akan selalu kuingat di hatiku yang paling dalam, saat menjalani hari-hariku di masa depan ...
Koresponden adalah hobi sejak SMP. Tapi aktif sekali bersurat-suratan mulai SMA berlanjut sampai kuliah. Kalau buat surat bisa betah berlembar-lembar. Kertas full berisi dari ujung kiri ke ujung kanan. Kayaknya sayang aja gitu kalau kirim surat pendek, toh perangkonya sama aja biayanya. Jadi surat itu isinya bisa seperti buku harian aja. Cerita pulang sekolah, dilanjut lagi pulang les. Berhenti lagi dan lanjut lagi habis belajar.
ReplyDeleteSetelah lulus kuliah, aku LDR dengan pacar (sekarang suami). Aku kerja di Semarang dan suami di Jakarta. Otomatis suratlah media komunikasi kami. Surat-surat selama pacaran dan awal pernikahan ini masih tersimpan rapi. Masa pacaran yang lama yaitu 5 tahun dan usia pernikahan sudah 18 tahun, jadi kebayang kan usia surat-surat itu?
Sepertinya, aku suka nulis sekarang ini karena memang terbiasa menulis surat di masa dulu. Terbiasa menuliskan cerita keseharian dalam bentuk tulisan. Terbiasa mengungkapkan perasaan lewat tulisan.
Oke mbak Esti... aku sudah ikutan yaaaa.... Jujur alasanku ragu menulis di sini karena judul tulisannya menyebut kata valentine. Sekalipun yang mbak Esti maksud bukanlah soal itu, tapi agak ill fill aja rasanya.
Sukses selalu ya mbak... (y)
aku kenal korespondensi dari SD. Saat itu kan lg musim punya sahabat pena dan Pos indonesia menerbitkan majalah sahabat pena. bapak juga sering membelikan majalah anak2, jd kayaknya seru juga punya sahabat pena
ReplyDeletekelas 5 SD pertama kali surat-suratan. sahabat pena saya bernama afriana kartika sari dari magetan. punya sapen bikin saya juga rajin hunting kertas surat yang saat itu lg booming, klo g salah harvest modelnya bagus bagus. kita surat-suratan lama looh, sampai SMU. namanya anak sekolah, kta cerita pengalaman di sekolah, nilai raport, sampai akhirnya afriana diterima di Unair surabaya sementara sy meneruskan kuliah di bandung.
saat SMU, sy meneruskan sekolah dipesantren di wonosobo, dan selama SMU sy juga berkorespondensi dg tmn2 di SMP. dan pas kuliah, sy juga surat2an dg tmn SMU, tp ga lama krn udah ganti eranya email.
selain itu, trend punya sahabat pena juga bikin saya mengirim surat ke Radio NHK Jepang dan dibales..
dari NHK, isinya buku panduan belajar bhs jepang, kalender kecil, lagu, laporan siaran radio, pokoknya banyak deh (meski banyak yg ga mudeng krn pake huruf kanji). korespondensi ini berlangsung dari SMP sampe SMU, malah menginspirasi saya utk menyukai n bljr bahasa Jepang, dan pergi ke jepang (mimpi yg belum kesampaian smp sekrg)
akhirnya pas kuliah sy ambil kursus bhs jepang, tp g lncar krn bentrok kuliah
sejak ada social media sy g pernah surat2an pake pos lagi. sama afriana awalnya pake email, skrg sering FB-an, dan NHK bisa kirim surat elektronik kesana
semua surat2 masih saya simpen, buat kenangan.surat2an bikin sy punya sahabat yg sampai sekarang blm pernah ketemu, jg bikin sy punya mimpi.
sm suami jg sering surat2n tp pake socmed yg lgsg nyampe, hbsnya kita ketemu udh jamannya hp sih..heheh
waahh, panjang juga ya curhat surat saya, smg ga pegel bacanya
salam kenal mba esti..:)
Saya mengenal surat-menyurat sejak kelas 2 SD (1981). Surat-surat yang saya terima dari tetangga kakak sepupu saya di Garut sebuah kota kecil di Jawa Barat, tempat biasanya saya menghabiskan waktu liburan setelah pembagian rapot.
ReplyDeleteTapi surat-surat yang paling berkesan untuk saya hanya ada 2:
Yang pertama, surat-surat dari sahabat-sahabat pena saya (istilah kerennya fans saya). Surat-surat dari penggemar puisi-puisi saya yang dimuat di majalah Sahabat Pena rentang waktu tahun 1986-1992. Dari merekalah saya tahu 4 puisi yang saya kirimkan pertama kali dimuat semua. Tentu saja masa-masa itu surat-surat masih ditulis tangan, belum musim email-email-an. Satu hari bisa menerima 4 surat, bahkan beberapa bulan dapat 1 karung surat. Banyak surat-surat tidak terbalas waktu itu. Hu hu hu...honor puisi itu nggak cukup untuk beli kertas surat, ampolp dan perangko. Honor-honor puisi saya selalu saya pakai nraktir mama dan adik-adik. Siapa yang nggak bangga bisa nraktir dengan uang sendiri untuk ukuran anak SMP?
Walaupun saya nggak pernah merayakan Valentine's day, saya pernah mendapat surat merah jambu dari salah seorang sahabat pena saya. Bukan surat cinta sih... hanya ungkapan persahabatan saja. Yang paling membuat saya terharu, ada 4 sahabat pena saya yang perhabatan dengan mereka sudah berjalan 26 tahun sampai sekarang dan tanpa pernah bertemu sekali pun. Hanya ada satu orang yang pernah bertemu ketika saya masih SMP dan tahun 1995. Deuuuuh tahun nya saja saya masih ingat betul.
Sejak surat bertulis tangan, telegram, hingga telepon dari telepon kabel, sms dari HP. Daaaan... fenomena fb menghampiri saya, keempat sahabat pena setia saya itu mencari saya lewat fb. Mudah mereka mencari saya, karena saya menggunakan nama asli (di akun fb saya yang lama).
Surat kedua bertuliskan tangan yang tak akan pernah saya lupakan dalam hidup saya, Surat yang dikirimkan hanya satu kali oleh seseorang. Setelah itu dia tak pernah berkirim surat lagi. Surat itu dikirim pada pertengahan tahun 2000.
Di sampulnya tertulis
Yts: Devy Nadya Aulina
lengkap dengan alamat saya.
Ketika saya buka, isinya beberapa lembar pas foto berwarna, dan persayaratan pernikahan.
Paling bawah tertulis:
Dariku untuk calon istriku.
Ya... surat itu surat cinta pertama dan surat satu-satunya yang dikirimkan seseorang yang kini menjadi ayah dari anak-anak kami. Masih sering berharap dapat surat cinta lagi darinya. Tapi...gimana mau surat-suratan, sms-an aja orang yang kusayang ini aja nggak begitu suka. Katanya; "Ngapain kan kita ketemu setiap hari?" He he...
Wahh, kalau saya sejak SD sudah suka surat-suratan. Maniak banget dah kesannya. Zaman saya SD-SMA kan belum ada SMSan... iya, waktu itu 'kan zamannya "sahabat pena". Guru-guru di SD-SMP sampai hafal dengan saya sebab alamat yang kupakai alamat sekolah; maklum wong ndeso... alamat surat pos via instansi semacam sekolah akan lebih cepat nyampai alamat.
ReplyDeletePas SMA hobi surat-menyurat via pos kian menjadi. Iyaa...soalnya selain berkirim surat kepada sahabat pena, saya juga kirim-kirim tulisan ke majalah dan koran, hehehe sebagian besar ditolak sihh, makanya sering nerima pengembalian naskah beserta surat penolakannya...hehehe, zaman itu belum pakai e-mail kan, kalau kirim naskah ya diketik mesin manual, lalu diposkan gitu...zadul bangettt...
Bagaimana saat kuliah? Wahhh, makin cinta deh sama Pos Indonesia... saya kuliah HP masih mahal, belum lazim mahasiswa bawa HP, e-mail pun belum lazim; maka saya masih setia menulis surat untuk dikirim via pos...hehehe... o iya, saya berasal dari sebuah desa di Pati-Jawa Tengah, lalu kuliah di UGM, sebab tak bisa sering pulang, surat pula yang menjembatani komunikasi saya dengan ortu di kampung halaman, iyaa...keluarga saya tak punya pesawat telepon. Saat kuliah masih hobi surat-suratan dengan majalah dan koran juga, sebab untuk tambahan biaya kuliah.... Alhamdulillah sering dimuat tulisan saya sehingga sering dapat wesel dari majalah dan koran... Saya tak pernah pindah kos, jadi Pak Pos yang mengantar surat dan wesel sangat hafal dengan saya dan tarrraa...ini yang seru dan berkesan, kalau ngantar surat/wesel buat saya siang menjelang sore, beliau kan kecapekan sehabis ngider ke mana-mana, nahhh...selalu deh bilang, mbak numpang istirahat yaa... aku duduk di sini dulu sebentar...hehehe...maka mengobrollah aku dan Pak Pos di teras kos-kosan... kadang kala segelas air putih kuhidangkan bila beliau mau... hihihi..
Aku mengenal surat sejak kelas 4 SD dan mempunyai sahabat pena waktu kelas 1 SMP, berawal dari kenalan di sebuah kereta, saling bertukar alamat dan akhirnya menjadi sahabat pena antara Semarang dan Madiun hingga aku mau menikah. Jadi persahabatan pena kami bisa terjalin sampai kurang lebih 10 tahun dan bertatap muda ya cuma sekali waktu di kereta itu. Ilmu surat menyurat ku perdalam saat masuk SMK di jurusan sekretaris, disini banyak sekali di ajarkan bagaimana menulis surat niaga, pribadi dan lain-lain.
ReplyDeleteNamun seumur hidupku surat paling terkesan adalah surat pertama dari ibukku di tahun 2000 saat aku merantau di Batam. Beliau mengirimkan sebuah surat karena ada anak perempuan tetanggaku hamil di luar nikah. Dan ibukku takut jika hal itu menimpa juga kepadaku. Mengingat aku hidup sebatang kara tanpa sanak saudara di Batam dan begitu bebasnya pergaulan di Batam tanpa pantauan orang tua, memang ada beberapa perempuan yang tidak bisa membawa diri hingga bunuh diri gara-gara hamil di luar nikah saat merantau di Batam.
Dalam suratnya, pertama ku buka betapa aku merasa geli dan ingin tertawa terus. Bagaimana tidak, tulisan latin ibukku itu full colour banget. Hampir tiap kata ganti warna pena bahkan tiap huruf dech ganti warna merah, biru, hitam dan pensil warna ungu. Tawaku mulai berhenti saat kalimat demi kalimat ku baca dengan susah karena tulisan latin ibuku sungguh tidak bersahabat masih lebih bagus tulisan dokter haha..
Inti dari surat itu, aku harus hari-hati dalam pergaulan, harus pandai membawa diri. Tidak boleh pacar-pacaran, setiap ada waktu luang datangilah taklim-taklim saja nduk daripada jalan-jalan ke mall...dan lain-lain
Dan saat itu aku tidak membalasnya namun, mencari jilbab, ambil dompet dan pergi ke wartel. Maklum jaman itu belum punya HP, jagankan HP telepon rumah saja nebeng di tetangga. Jadi aku telepon tetanggaku minta tolong di panggilakan ibuku untuk bicara dengannya.
Ku tanyakan “Kenapa tintanya warna-warni Bu?" Menurut beliau semua bolpen yang ada di tempat pensil meja depan itu macet semua, jadi buat nulis satu kata macet, ganti bolpen lain buat nulis baru satu huruf macet lagi, begitu seterusnya sampai akhirnya memakai pensil warna ungu justru lancar...kan memang pensil warna hehe..
Katanya waktu menulis surat itu dia bingung, gugup keluar masuk kamar mencari kertas dan bolpen tidak dapat-dapat. Akhirnya ketemu satu kotak tempat bolpen dan ternyata pada macet.
Tangisku membuncah, karena rindu yang menggunung kepada ibu dan kampung halaman. Ku dengar suara isak dan haru di seberang sana, sepertinya ibukku juga menangis. "Oohh..Ibu aku ingin pulang, anakmu home sick nih Bu.." (kataku dalam hati takut membuat beliau sedih).
Alhamdulillah...dengan ini saya nyatakan mini kuis ini ditutup yaaa
ReplyDeleteTerima kasih atas kesediaannya membubuhakan komentar disini
InsyaAllah pengumuman hari Senin ^_*
Belum pernah ngerasain valentine hee
ReplyDelete