10 Apr 2013

Review Buku Cerita Di Balik Noda


Judul : CERITA DI BALIK NODA
Penulis : Fira Basuki
Penerbit : Jakarta KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
bekerja sama dengan Rinso Indonesia
Editor : Candra Gautama
Perancang Sampul : LOWE Indonesia
Penata Letak : Dadang Kusmana
Isi : xii + 235 halaman
Ukuran buku : 13,5 x 20 cm
Dicetak oleh : PT. Gramedia Jakarta

Harga : Rp. 40.000,-

Merangkai cerita noda dalam pesan-pesan penuh cinta


Ketika melihat Buku Cerita Di Balik Noda dipajang di salah satu toko buku langganan. Saya langsung menyukainya. Kavernya sederhana. Hanya perpaduan warna coklat dan putih. Apalagi ketika melihat kalimat di bawah judul buku. 42 kisah inspirasi jiwa. Terbetik pertanyaan, apa yang bisa diceritakan dari noda? Saya bertambah penasaran setelah tahu penulis terkenal Fira Basuki yang mengembangkannya.

Fira Basuki adalah salah satu penulis terkemuka saat ini. Kemampuannya dalam meracik kata sudah diakui. Banyak bukunya yang mendapat label best sellers. Sehingga buku tentang noda ini semakin menggelitik untuk dibaca. Fira Basuki menulis empat kisah dalam buku ini, yaitu Bos Galak, Sarung Ayah, Pohon Kenangan, dan Foto. Sedangkan 38 kisah lainnya adalah kisah yang dikirimkan oleh para peserta lomba menulis yang diselenggarakan Rinso Indonesia melalui Facebook.

Kisah-kisah yang dituturkan dengan adalah pengalaman sehari-hari para ibu. Hal-hal sederhana yang diceritakan tetapi membawa dampak yang luar biasa bagi mereka. Para ibu justru belajar tentang kebaikan dan cinta dari putra-putri mereka. Kepolosan dan keluguan kanak-kanak malah membawa pemahaman baru tentang kehidupan bagi orang dewasa.

Dalam kisah Nasi Bungkus Cinta (hlm. 38), kita diajarkan akan kepedulian terhadap sesama. Kata-kata dan perbuatan Farhan menohok hati saya. Ketika si ibu menasihati cukup dengan bersyukur dan mendoakan orang-orang yang kekurangan. Farhan sudah berpikir untuk membantu. Dan dia melakukan dengan tindakan nyata. Membuat nasi bungkus bersama teman-temannya untuk dibagikan kepada korban banjir.

Sarung Ayah (hlm. 55) adalah kisah yang paling mengharukan. Ketika Ayahnya meninggal. Justru si anak, lebih dewasa dalam menyikapinya. Ibu bahkan beranggapan sikap anaknya tersebut dikarenakan dia masih kecil. Tidak tahu apa arti kesedihan. Di sini keegoisan orang dewasa diceritakan dengan lugas. Si ibu merasa sudah sewajarnya dia bersedih, tanpa memikirkan apa yang dirasakan putrinya. Hingga suatu malam si ibu melihat bagaimana anaknya menangis sambil memeluk sarung Ayahnya.

Cerita Siluman Tikus (hlm. 67), mengajarkan agar tidak berburuk sangka terhadap orang lain. Hampir semua ibu-ibu di lingkungan tetangga beranggapan buruk terhadap tetangga baru mereka. Seorang nenek tua. Mereka bahkan bergosip bahwa nenek itu adalah siluman tikus. Hingga ibu yang bertempat tinggal di depan rumah nenek jadi ketakutan. Malah Ali, putra si ibu, yang dengan ringan tangan membantu membersihkan halaman rumah si nenek. Rupa-rupanya si Nenek tidak dapat membersihkan halaman karena kondisi kesehatannya. Berani Kotor Itu Baik ya.

Kisah tentang ketulusan juga terdapat pada kisah Imlek Buat Lela (hlm. 141). Kisah bagaiman Gwenn (anak majikan) membelikan sepeda baru untuk Lela (anak pembantu) dengan menggunakan uang angpaunya. Bahkan ketika Ibunya hendak menukar sepeda baru itu dengan sepeda lama Gwenn. Gwenn menolaknya. Karena ia tidak mau memberi barang bekas kepada Lela.

Keindahan berbagi juga dibeberkan dalam Agi Tidak Pelit (hlm. 173). Agi terkenal pelit diantara teman-temannya. Padahal Agi tidak pelit melainkan hemat. Terbukti ia dapat membeli barang-barang yang diinginkannya dari hasil menabung. Akan tetapi, ketika dia tahu bahwa Agus bahkan tidak bisa bersekolah dan menyandang pakaian layak. Dengan segera dia memberikan baju-baju dan hasil tabungannya untuk dipakai Agus. Agi justru seorang anak yang pemurah.

Akan tetapi, pada buku ini saya menemukan cukup banyak kata-kata yang salah cetak. Sangat disayangkan sekali. Walau pun demikian, hal ini tidak mengurangi nilai-nilai yang ingin disampaikan melalui kisah-kisah tersebut. 

Banyak kisah lain dalam buku ini yang berakhir dengan mengejutkan. Hikmah-hikmah yang tersirat juga tak kalah mengesankan. Kita bisa belajar banyak menjadi seorang yang lebih baik. Ah, membaca kisah tentang noda yang beraroma cinta, sungguh menakjubkan. 

20 comments:

  1. seperti biasa nih Mbak Esti detik terakhir hehehe. Smeoga sukses ya mbak

    ReplyDelete
  2. Waaah! Yang mepet pancen mantap niih.

    ReplyDelete
  3. Kapan aku bisa langsung baca bukunya ya ? :)

    ReplyDelete
  4. Sukses ya Mba Esti. :) pengen ikutan tapi budget buku dah habis. Hehehe.

    ReplyDelete
  5. Dhe penasaran mau baca langsung bukunya. hmm, smoga sukses aja mba Esti :)

    ReplyDelete
  6. Nice review mba.... semoga menang yo :)

    ReplyDelete
  7. Pencinta DL... horee,, sama kek aku.. hehehe..

    ReplyDelete
  8. Anak dan ortu sesama murid kehidupan, trim jeng Esti berbagi review buku apik. Salam

    ReplyDelete
  9. Mantap reviewnya, Mak. Walo at the last minute, Insyaallah maju terus dan sukses ya, Mak Esti. Semangat! :)

    ReplyDelete
  10. saya nyemangati aja mbak.. secara gak ikutan semoga menang yaaaa

    ReplyDelete
  11. haduh.. saya ini orang yang malas membaca. jadi agak susah ya kalo urusan buku :D

    bukan cuma malas membaca.. saya jg malas mandi, malas belajar, malas kerja, malas gosok gigi, sampe malas idup.
    hahaha :Dv

    ReplyDelete
  12. mbakndut....pinjem bukunya doooonkkk..mo ke gramed jauuhhhh :(

    ReplyDelete
  13. Banyak salah2 cetak ya...?
    saya baru nemu satu kata aja sih yang salah :)
    Semoga menang ya,Mbak :D

    ReplyDelete
  14. riview yang mantabs..
    sukses ya mba Esti ngontesnya :D

    ReplyDelete
  15. nice book... smoga sukses slalu, mak... :)

    ReplyDelete
  16. Waah mbak Esti ikutan juga ya. Banyak yang pake contoh Nasi Bungkus Cinta mbak, saya juga hehehe
    Moga sukses ya lombanya :)

    ReplyDelete
  17. Menarik banget buku cerita di balik noda ini.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^