Membaca salah satu postingan Bu
Evi yang berkaitan dengan aturan sukses yang berbeda pada setiap orang membuat saya teringat tentang
sebuah kisah yang menggelitik. Ini kisah tersebut:
Seorang pengusaha lengkap dengan
alat pancingnya menuju ke sebuah dermaga yang biasa digunakan untuk memancing.
Disana sudah ada seorang bapak yang juga sedang memancing. Pengusaha itu pun
duduk di dekat pemancing tersebut. Selang beberapa saat, percakapan diantara
mereka pun terjadi.
“Apa pekerjaan bapak sehari-hari?”
tanya si pengusaha.
“Pekerjaan saya ya memancing,
Pak,” Jawab si pemancing sambil tersenyum.
Pengusaha itu terheran-heran dan
bertanya lagi, “Loh, sehari-hari hanya memancing seperti ini?”
“Iya,” timpal si pemancing.
“Seharusnya Bapak seperti saya,”
pengusaha berkata jumawa.
“Memangnya apa pekerjaan Anda?” tanya si pemancing heran.
“Saya ini bekerja keras sepanjang
hari, hingga saya bisa membangun sebuah perusahaan yang saat ini terkenal di
seantero negeri. Saya memiliki banyak pegawai dan uang yang banyak...” jelas
pengusaha panjang lebar.
Si pemancing mendengarkan dengan
seksama. Kemudian bertanya, “Lalu mengapa saat ini Anda di sini dan bukannya
bekerja di perusahaan Anda?”
“Loh, saya kan punya banyak
pegawai. Jadi saya bisa bersantai dan memancing seperti ini, “ tukas si
pengusaha.
“Buat apa saya harus bekerja
keras sepanjang hari. Toh, saya sudah bisa memancing seperti ini tanpa harus
mempunyai banyak pegawai dan uang yang banyak,” jawab si pemancing kalem.
---000---
Orang yang pertama menceritakan
kisah di atas adalah suami saya. Ketika itu kami sedang membahas tentang karir,
uang, dan kehidupan. Bu Evi mengulas tentang aturan sukses ini dengan sangat apik. Bahwa arti sukses tergantung pada tingkat pemahaman, nilai-nilai apa yang dianut serta mendominasi pikiran. Yang mengesankan, Bu Evi bahkan memiliki pertanyaan bagaimana setiap orang memiliki aturan yang berbeda atas konsep yang sama. Begitu pula dengan lubang-lubang dalam jiwa yang berbeda pada setiap orang. Jujur saja, saya belum pernah berpikir sejauh itu.
Dalam sebuah buku yang pernah saya baca yang berjudul "Kisah Tragis Oei Hui Lan Putri Orang Terkaya di Indonesia", semakin membuat saya mengetahui, bahwa harta bukanlah alat untuk mencapai apa yang dinamakan kebahagiaan. Di dalam buku itu dengan gamblang diceritakan, bagaimana kehidupan gemerlap bak putri dengan semua kekayaan dan nama besar serta kedudukan yang disandangnya, tidak juga membuatnya puas. Dia baru bisa memahami apa yang dinamakan kebahagiaan setelah mengalami hal tragis dalam hidupnya. tetapi sayang sekali waktu tidak bisa diputar kembali.
Banyak sekali orang yang berpikir jika sudah berharta, maka itulah puncak kesuksesan. Padahal bagi orang lain mungkin sukses adalah bisa mendidik putra-putri mereka menjadi orang baik dan berguna.
Arti sukses bagi saya tentu berbeda dengan arti sukses bagi orang lain. Akan tetapi, ada baiknya kita menyederhanakan arti kesuksesan itu agar tidak terlalu dikendalikan ambisi untuk mencapai aturan sukses yang kita inginkan.
Bahagia ?
ReplyDeleteitu memang sulit untuk didefinisikan ...
namun kita bisa merasakannya ...
Mari kita Bahagia ...
Bagaimanapun jalannya ...
(asal tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan hukum)
Bahagia adalah hak kita ...
Membahagiakan orang lain adalah kewajiban kita ...
dan itu bisa sejalan ... satu kali dayung ...
Salam saya Bu Budhi
Semoga sukses diperhelatan Bu Evi ...
(detik-detik terakhir nih ...)
hehehe
Aaaak...ketahuan Om NH (qiqiqiqi)
DeleteSukses juga buat Om dan keluarga ya
Bahagia adalah hal yang sulist diungkapkan tapi bisa dirasakan ya Om
terbayang ya mbak bgmn wajah pengusaha saat itu mendengar kata kata dr si pemancing
ReplyDeleteSukses ya mbak GA nya, hari terakhir ya GA nya mbak Evi ini :)
Hahaha iya mbak, gak kebayang ya
DeleteMakasi Mbak :)
sukaa :) tiap-tiap orang punya caranya sendiri dalam menilai sukses.
ReplyDeleteYup...bener banget Mbak :)
Deletesukses atau bahagia itu ukurannya berbeda ya tiap orang
ReplyDeleteSangat berbeda Mbak :)
DeleteJadi jangan dipaksakan kriteria sukses kita ke orang lain
beda orang, beda persepktif dalam melihat apa yang dinamakan sukses, karena ukuran sukses setiap orang tidaklah sama seperti menuangkan teh kedalam gelas.
ReplyDeleteIya Daeng, bener banget :)
DeleteWah, judul ini banyak yang mereview ya. Sepertinya memang tulisan mbak Evi tentang kesuksesan ini menarik.
ReplyDeleteSangat menarik Bun, krn banyak orang yg berpikiran bahwa sukses itu banyak uang dan lain2
DeleteJadi saya ulas aja mumpung ada ide :)
okey banget nih mbak :), bener deh seperti kiasan "Lihat rumput tetangga lebih hijau" dibandingkan rumput kita di rumah.
ReplyDeleteBenar memberi inspirasi untuk berpikir bijak ya... :)
Padahal tetangga gak punya rumput je hahaha
DeleteMakasi mbak :)
Sukses itu bisa banyak hal..buat saya kalo anak-anak saya bisa jadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan agama itulah sukses, salah satu jalan menuju ke sana buat saya artinya saya berhasil menggapai mimpi saya yaitu mengerjakan sesuatu sesuai passion, melakukan sesuatu yang saya sukai dan bisa hidup dari situ :D
ReplyDeleteSukses untuk GA nya ya :)
ReplyDeleteBahagia dan kesuksesan memang enggak bisa di ukur dg mutlak. semuanya relatif
ReplyDeleteada yang bahagia dengan hidup yang sederhana, ada yang bahagia jika punya uang banyak. Bahagia menurut saya sih mensyukuri apa yang kita punya saja. Kalo bersyukur insya Allah hati lapang..happy deh
:)
Kalo udah bahagia bisa jadi kita menganggap diri kita udah sukses :D (sukses menurut ukuran pribadi)
Bagi aku si untuk mengejar kesuksesan itu harus berusaha sungguh sungguh bukan untuk bekerja keras :)
ReplyDeleteNiche Info :)
bagus banget tuliannya jeng..goodluck Ganya ya
ReplyDeleteUkuran kebahagiaan berbeda antara manusia yang satu dengan yang lain.
ReplyDeleteSuatu ketika anak-anak namibia mendekati saya dan minta agar radio mobil dibunyikan keras-keras. Untuk apa ? Mereka hanya ingin joged saja.
Harta memang tak selalu membuat bahagia, namun tanpa harta juga tak enak lah.
Salam hangat dari Surabaya
keren!
ReplyDeletesmoga sukses GA-nya :)
bahagia itu sederhana, dan semua bisa. bahagia itu adalah manajemen hati, dengan mengatur hati dan pikiran selalu bahagia, hidup ini akan lebih indah...
ReplyDeleteHehehe trus piye mimik pengusaha itu mbak Esti?
ReplyDeleteterima kasih sudah turut menyemarakkan GA mbak Evi ya.. sudah tercatat sebagai peserta
arti sebuah sukses selalu berbeda setiap orang.
ReplyDeletegud luck aja yak mbak :D
mohon bantuan donk mbak :D
Bakal sederhana kalau ukurannya "sukses hati"
ReplyDeleteMoga menang ya mbak. Pengumumannya besok ya?
Oya naskah belum saya revisi, masih bingung mau merevisinya bagaimana. Terimakasih atas e-mailnya. E-mail mbak Esti saya balas langsung setelah membacanya :)
kebetulan ane masih masa transisi dari pegawai menuju pengusaha
ReplyDeleteimpianku dengan istriku adalah menjadi pengusaha sukses dan menikmati hidup dengan penuh ibadah :)
ReplyDeletesekarang udah jamannya kesadaran entrepreneurship ya
ReplyDeletemenjadi pengusaha awalnya susah payah, namun setelah itu tinggal menikmati hasilnya
ReplyDeleteane dulu pernah jadi pengusaha rental PS tapi sekarang malah jadi pegawai :D
ReplyDeleteits great ...artical thanks
ReplyDeletesukses mengelola keluarga
ReplyDelete