15 Oct 2013

Membina Keharmonisan Long Distance Marriage

Pernikahan yang saya lakoni sejak Desember 2009 memang bukan pernikahan biasa, karena sejak berkenalan, perencanaan pernikahan, menikah, dan setelah menikah semua kami jalani dengan jarak yang terbentang antara Semarang-Jepara. Banyak sekali yang begitu mengetahui hal tersebut pasti akan berkomentar, "Kok bisa sih? Gak kebayang deh kalau jauh-jauhan seperti itu."

Di Semarang, saya tinggal dengan adik, sedangkan Pak Budhi masih tinggal dengan orang tua. Seminggu dua kali Pak Budhi akan bertolak ke Semarang. Hari Selasa/Rabu dan Jumat adalah jadwalnya. Pada hari Jumat, Pak Budhi akan berada di rumah sampai Senin pagi. Terkadang bila ada tugas dari kantor yang menugaskan saya ke Jepara, gantian saya yang menuju Jepara. 
Semua kami lalui dengan baik hingga menjelang usia pernikahan ke 4 ini. Masing-masing dari kami sudah menyadari sepenuhnya hidup seperti apa yang akan kami jalani jika kami menikah. Karena kami memang sudah cukup dewasa ketika menikah. 

Alhamdulillah tidak ada permasalahan yang cukup berarti dalam menjalani rumah tangga jarak jauh seperti ini. Kalau riak-riak kecil pasti ada, namanya juga menyatukan dua kepala dan latar belakang yang berbeda. Herannya, bahkan kami pun jarang sekali cemburu. Bukan karena gak cinta, katanya kan cemburu tanda cinta ya, tetapi memang masing-masing berusaha menjaga diri. Contohnya, setelah menikah saya sudah tidak pernah jalan-jalan atau hang out sama teman-teman cowok. Walau pun cuma teman ya, tapi tetap saja  merasa beda karena sudah menikah. Hal yang sama juga dilakukan Pak Budhi.

Lalu, apakah tidak usaha untuk menjaga agar api asmara tetap menyala? *uhuk koyok opo wae :D hehe. Tentu saja saya dan suami tetap membuat acara-acara agar kebersamaan kami yang cuma beberapa hari itu memiliki kualitas yang baik. Ini beberapa cara agar keharmonisan rumah tangga jarak jauh tetap terjaga:

1. Masakan dan Masak Bersama
Kata orang dulu, cinta itu dari perut. Nah, ini benar-benar saya pegang teguh, secara saya juga suka banget makan wkwkwk *sambil memandang gelisah bentuk tubuh yang melebar ke samping. Sejak masih lajang, saya memang sudah memasak sendiri semua makanan saya. Sesekali jajan bolehlah. Akan tetapi, ritual masak hanya sekadar sebagai pemenuhan kebutuhan untuk makan, jadi ya masakannya standar banget.

Setelah menikah, saya mulai mencari tahu makanan kesukaan suami apa saja. Tentu saja sasaran tembak saya tak lain tak bukan ibu mertua. Apalagi ibu mertua memang pinter masak dan masakannya enak. Selain itu saya juga memperhatikan kebiasaan suami yang pasti cari cemilan setelah makan. Ini bukan karena Pak Budhi masih lapar, tapi memang (katanya) mulut menuntut ngemil. Kata ibu mertua, memang seperti itu bila laki-laki tidak merokok, suka cari cemilan. Karena itu di rumah saya selalu siap cemilan. DIkulkas selalu siap kentang, tahu, chicken wing siap goreng. Kalau-kalau di malam hari Pak Budhi pengen cemilan agak berat. Sedangkan cemilan berbentuk makanan kering sudah saya siapkan di meja khusus. 

Bagaimana dengan masakan sehari-hari? Wow, saya mulai cari-cari menu yang berbeda. Semisal punya udang, biasanya dulu paling pol masak udang tepung goreng saja. Sekarang sup udang kentang, tom yam udang sampai bakwan udang jagung spesial, sudah saya suguhkan untuk suami tercinta. Pokoknya puas banget kalau dia makan sampai kekenyangan dan bilang enak hehe.

Dan masak bersama adalah salah satu cara yang jitu supaya tetap mesra. Kalau Pak Budhi sih biasanya saya tugaskan buat potong-potong atau nguleg bumbu. Seperti hari ini, Pak Budhi pengen buat steak karena punya daging sapi. Padahal saya sama sekali gak pernah buat steak. Tanya dong ya sama mbah gugle. Setelah daging dibumbui, dan ketika proses pemanggangan, nah, itu jatah Pak Budhi, sedangkan saya menyiapkan ubo-rampe yang lain. Seperti menyiapakan sayuran dan membuat saus steak. Hasilnya? Lumayan untuk pengalaman pertama membuat steak. Gak kalah deh sama warung steak hehe. Tapi belum PeDe buat pamer hasilnay, masih gak berbentuk wkwk.

2. Jalan-jalan
Jalan-jalan adalah menu wajib setiap Minggu. Gak perlu jauh-jauh deh. Cukup ke toko buku atau belanja kebutuhan sehari-hari haha. Kalau saya berbelanja sendiri, Pak Budhi pasti protes, karena dia kehilangan kesempatan untuk membeli alat-alat pertukangan haha. Setelah berjala-jalan biasanya kami lanjutkan wisata kuliner. Pak Budhi termasuk yang tidak suka coba-coba, beda sama saya. Jadi biasanya, saya sudah mencoba duluan tempat makan baru itu, baru kemudian mengajak Pak Budhi kalau saya rasa makanannya cocok untuk Pak Budhi.

Kalau kami mengalami kejenuhan tingkat akut, maka kami putuskan untuk berjalan-jalan ke luar kota. Gak jauh-jauh sih, paling Bandungan atau Jogja. Yang penting ganti suasana saja. Itu sudah cukup membuat si jenuh terusir jauh hehe.

3. Spa Bersama
Saya berlangganan pijat di Spa sudah sejak sebelum menikah. Waktu itu sih sebagai media relaksasi setelah sebulan bekerja. Dalam sebulan, saya biasanya ke Spa 2-3 kali. Entah untuk body massage, facial, totok wajah atau sekadar creambath. Kalau ada teman yang tahu sih pasti deh bilang saya kemayu, etapi membahagiakan diri sendirikan wajib ya bok hukumnya. Lagipula kan pakai duit sendiri, kenapa pada ribut yak haha.

Dan setelah beberapa bulan menikah, Pak Budhi kadang terlihat kecapekan. Mungkin karena wira-wiri Semarang-Jepara. Saya sudah berusaha mencari tukang pijet lelaki dekat rumah, etapi Pak Budhi kurang cocok. Kemudian saya membawa Pak Budhi ke tempat Spa langganan. Awalnya ragu, karena terapisnya perempuan semua ya. Tapi karena mereka mempunyai perturan bahwa hanya menerima pelanggan laki-laki yang datang bersama istri, saya jadi mantap. Toh, yang dipijet cuma kaki di bawah lutut, punggung, dan lengan. Yang lainnya kagak.

Ternyata hasil dari Spa bersama ini malah membuat kami semakin dekat. Bisa gobrol dalam susana berbeda, gak melulu di rumah. Mana sambil dipijet, rileks, dan ada musiknya. Setelah Spa, kita wisata kuliner dung. jadi sampai rumah tinggal tidur haha.



Eh ternyata di Aluna Homespa ada paket khusu untuk pasangan/ Harganya juga lebih murah dari tempat Spa langganan. Mulai dari paket A, 185 ribu, sudah mendapat pelayanan, traditional massage, body scrub, totok wajah. Widih, lumayan banget nih hematnya. Selain itu masih ada paket untuk bertiga. Bisa deh ya kapan-kapan sama teman-teman ke sana. Keterangan lebih lanjut silakan klik Aluna Home Spa atau di Fanpagenya di Facebook https://www.facebook.com/aluna.homespa

tempatnya nyaman yak :)


Masih banyak hal-hal lain yang kami lakukan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Bukan hal-hal yang bombastis, cukup tindakan dan perhatian sederhana saja. 

Sampai kapan mau jauh-jauhan? Sejak awal akan menikah kami sudah berdiskusi sampai kapan batas waktu kami akan berjauhan seperti ini. Karena kami pun tahu tidak mungkin selamanya kami bisa hidup berjauhan. InsyaAllah sebentar lagi akan hidup bersama dalam satu atap (doain ye) Akan tetapi untuk saat ini, inilah kami dengan semua pilihan yang kami pilih. 

Long Distance Marriage memang bukan pilihan yang tepat untuk menjalani sebuah mahligai rumah tangga, akan tetapi jika memang harus menjalaninya, jalanilah dengan ikhlas dan memegang teguh kepercayaan yang diberikan masing-masing pihak. 


Kisah pernikahan ini diikutsertakan pada Giveaway 10th Wedding Anniversary by Heart of Mine

Untu Mbak Uniek yang baik hati, semoga pernikahannya langgeng dan mesra untuk tahun-tahun berikutnya. Saling menyayangi satu sama lain. Dan dapat mendidik anak-anak dengan baik pula. Aamiin.

NB : Saya bersedia pakai banget memanfaatkan voucher dari Aluna Home Spa jika beruntung mendapatkannya

41 comments:

  1. yang belum pernah aku lakukan bersama itu spa bersama mbak :) Good luck ya mbak

    ReplyDelete
  2. Good kucj Ganya Mba, asiknya spa ya...

    ReplyDelete
  3. jalan-jalan dan memasak memang bisa menjaga keharmonisan dalam berumah tangga. Kalau berjauhan begitu kalau ketemu pasti nyetrum-nyetrum gimana gitu hehehe

    ReplyDelete
  4. Spa Bersama ?
    ini patut dicoba nih ...

    Saya belum pernah ...!

    Salam saya Bu Budhi

    ReplyDelete
  5. wah spa bersama asyikjuga kyny patut dicoba, suami sy mau ga ya? paling juga saya totok dikit aja mukanya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo gak mau body spa, disuruh totok wajah aja mbak :)

      Delete
  6. Estiiiii....
    duh, kagum deh sama pasangan yang bisa kuat dengan long distance...
    Soalnya dulu pernah dicobain bareng Abah, kitanya sama sama gak kuat sih...
    *mungkin karena aku nya aja yang terlalu manja kali*

    dan boleh juga sih trik spa nyaaaa...boleh dicobaaaa...hihihi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. LDR emang susah Bi *ngaku deh
      Minta doanya biar gak lama2 LDR-nya ya
      Sok atuh Spa sama abah :)

      Delete
  7. Aku pernah jauhan beberapa bulan aja rasanya berat deh. Salut sama pasangan yang bisa berLDR.

    ReplyDelete
  8. Daku pernah LDR-an selama hamil Khalila dulu, karena mabok tiada tara hingga harus dirawat di rs, akhirnya daku balik ke rumah mama di Jkt, dan si Abi tetap kerja penempatan di Siantar. hampir 10 bulan lamanya, ketemu hanya sebulan sekali.. duh beratnya waktu harus kontrol baby ke dokter kandungan sendiri tana ditemani si Abi. walaupun ditemani Mama, berasa hamil tanpa suami :p . saluut buat mak Esti dan suami ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, klo kondisi hamil emang berat ya Mbak

      Delete
  9. keren juga mbak acara berdua dgn suaminya :)

    kalau saya dan suami bersepeda mbak, hampir tiap hari :)

    sukses ya buat GA nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersepeda juga asik ya mbak, sayang klo di sini kondisi tidak memungkinkan buat sepedaan

      Delete
  10. salin menjaga kepercayaan merupakan kunci sukses keharmonisan long distance marriage

    ReplyDelete
  11. aku jadi pengen nyobainn spa bedua qiqiqi

    ReplyDelete
  12. wow, mantap tip menjaga keharmonisan rumah tangganya. Tentu saja kalau buatku minus yang nomer 1 ah, mendingan njajan wae hihihiii... *uncali masakan to mba ke aku ;)
    Terima kasih partisipasinya. Good luck ;)

    ReplyDelete
  13. Uhuuuuy asyik ... akhirnya dapat hadiah perawatan. Bisa buat berdua tuuuh *eh*
    ^__^

    ReplyDelete
  14. so sweeettttt, spa bareng, hihi... aku kok malu ya kalo spa di luar, hehe... soalnya yg megang2 cewek sih mbak...
    Jepara - Semarang itu dekettttttt, daripada denpasar - Pekalongan haha
    salam

    ReplyDelete
  15. Meski goda kendala banyak, dijadikan perekat ya Jeng. Masak bersama keren, lah spa bersama ini jadi kunci kebersamaan Jeng Esti-Pak Budhi.
    Salam kami Jeng, kapan nih tindak Salatiga...

    ReplyDelete
  16. Saya beberapa kali LDR dengan isteri dan ada yang jauuuuuh dan cukup lama yaitu ketika di Namibia, India, USA, Jakarta, Tarakan.
    Kuncinya saling percaya dan tetapm komunikasi
    Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  17. Nice tips mak. Kayaknya aku tahun depan deh tapi moga2 gak jadi heheee

    ReplyDelete
  18. Berhubung sudah lama nggak ngespa, langsung fokus ke spa nya? Itu 185ribu untuk berdua atau per orang Mak? Di Manado sini juga ada yang menawarkan spa untuk suami isteri gitu tapi 500 ribu untuk 2 orang (mikir-mikir hi hi). Aku juga sempat LDR sebelum nikah & sesudah nikah. Sekarang sih nggak he he.

    ReplyDelete
  19. Mari kita ikut melibas konten porno agar semakin berkurang ABG yang terpengaruh hal-hal negatif.

    Jangan lupa ikut kontes saya.
    Silahkan cek http://abdulcholik.com/2013/11/01/kontes-unggulanproyek-monumental-tahun-2014/
    DL: 1 Desember 2013
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  20. Estiiii...
    ternyata dikau belum padet...huhuhu..

    ReplyDelete
  21. salam kenaaal ya mak:D...aduuuh, sebagai pecinta pijat dan spa...setuju sekali dengan pointmu yang ketiga maaak...asli buat rileks dan bahagia yaa :D...good luck with LDMnya :D...

    ReplyDelete
  22. teman-teman saya banyak juga yang menjalani long distsance marriage. alhamdulillah baik aja.
    Mau dong spa-nya :)

    ReplyDelete
  23. kalo saya..masak dan makan bersama yang wajib dilakukan sesudah makan baru jalan2... :-)

    ReplyDelete
  24. Saya juga sempat Long Disatance dengan sang istri selama 5 bulan di awal pernikahan kami. Saat itu istri di Sragen saya di Magelang.

    semoga sukses GA-nya

    ReplyDelete
  25. banyak juga yah yang sudah bersuami istri masih aja LDR an

    ReplyDelete
  26. Ckakaka, baru tau ada istilah long distance marriage. Intinya selalu berhubungan dengan baik dan intens. :D

    ReplyDelete
  27. Suamiku juga sering kerja keluar kota mbak. Kadang ngiri liat pasangan yang selalu lengket hiks.. (Ah lebay, padahal ga selalu LDR. Sekali2 doank)

    ReplyDelete
  28. Long Distance Marriage, pernah merasakannya, saya di Pekanbaru istri di Jakarta. Sebulan sekali ketemunya... Dan akhirnya "NEKAD" pindah nyamperin istri karena dalam obrolan via telp "...hari ini periksa kandungan. Dari sekian pengunjung, semuanya di dampingi suami, kecuali aku..." kata istri yang membuatku mengambil keputusan untuk pindah.

    Salut bisa menjalaninya, 4 tahun lagi. Luar biasa.....

    ReplyDelete
  29. Artikel yang menarik dan bermanfaat sekali...thanks

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^