Pagi ini Mami telepon seperti biasa, dan seperti biasa pula aku tidak ada di dekat telepon genggam, otomatis panggilan tidak terjawab. Setelah aku masuk kamar dan mengecek telepon genggam, melihat ada ‘missed called‘ dari Mami, Mami kutelpon balik. Setelah ngobrol ngalor ngidul untuk beberapa saat, handphone Mami baterenya drop dan tersudahi pula pembicaraan kami.
Setelah pembicaraan pagi ini, aku mulai merenungkan beberapa hal yang tadi kami bahas. Sempat pula aku membicarakan sekelumit dengan suami ketika kami sarapan. Ada rasa kehilangan dalam diri Mami, terhadap anak lelakinya yang telah menikah (adikku). Mungkin Mami juga merasakan hal yang sama denganku setelah aku menikah, tetapi itu tidak terlalu kentara karena kami masih tinggal di satu kota, dan bila hampir setiap seminggu sekali aku pasti ke rumah orang tua bersama suami.
Kewajiban anak setelah menikah ternyata tidak hanya sebatas untuk menjaga komunikasi dengan orang tua saja, tetapi juga harus menghormati dan menghargai mereka sama seperti ketika kita masih tergantung terhadap mereka secara finansial, berusaha jangan sampai mereka merasa tersisihkan akan hadirnya “orang baru” dalam kehidupan kami.
Sound simple hah? But guys honestly it’s very difficult *halah gaya banget bahasanya wkwk. Banyak orang (anak-anak yang telah menikah) belum bisa memenuhi itu semua. Sebagai perempuan yang baru menikah beberapa tahun, ada keinginan untuk menghabiskan waktu hanya dengan suami saja, entah cuma nonton televisi di rumah atau pun jalan-jalan. Apalagi bertemu suami tidak setiap hari. Tapi aku pun menyadari tidak mungkin kami (aku secara pribadi) tidak menyambangi mereka yang ‘masih satu kota’, pasti orang tua akan bertanya-tanya bukan?
Ada rasa bersalah bila mengingat keinginan egoisku, “cuma ingin menghabiskan waktu berdua suami”.
Hendaklah kita sebagai anak selalu mengingat apa-apa yang telah orang tua berikan kepada kita dulu, kasih sayang, perlindungan, pemenuhan kebutuhan yang tidak sedikit, semuanya tidak bisa dihargai dengan uang yang ada di seluruh dunia sekalipun.
Terima kasih Ya Allah, sudah mengingatkanku yang sering alpa akan kebaikan orang tuaku. Ini juga akan jadi pijakan atas sikapku terhadap orang tua baruku (mertua) semoga aku tidak mengecewakan mereka sebagai ‘menantu’ dan malah membuat putra mereka (suamiku) ‘menyisihkan’ mereka.
Terima kasih Papi Mami untuk semua cinta yang kalian berikan.
*Tulisan yang lama ada di draft, sengaja dipublish sebagai pengingat diri sendiri :)
Terima kasih Papi Mami untuk semua cinta yang kalian berikan.
*Tulisan yang lama ada di draft, sengaja dipublish sebagai pengingat diri sendiri :)
heem bener sekali mbak..kewajiban anak pd orangtua itu nggak akan terhapus krena ada orang baru...jdi kangen sama emak yg ada di sana deh jadinya :"(
ReplyDeletehmm jadi inget sama ortu :(
ReplyDeleteMakasih diingetkan mba...iya sering lupa sama ortu nih karena sibuk dg keluarga kecilku sendiri.
ReplyDelete