Setiap Orang tua pastinya menginginkan kalau anaknya tumbuh serta bisa berkembang untuk menjadi anak yang sehat dan cerdas, kemudian memiliki kepribadian yang baik dan religious seperti sopan santun, jujur suka monolong, mandiri dsb. Akan tetapi sering orang tua lalai di dalam hal mengasuh anak ini sehingga anak yang seharusnya dapat mengeksplorasi dirinya dan mengasah kecerdasannya malah terjadi stagnasi pada diri anak. Pola asuh ini sangatlah penting, dan jangan sampai orang tua salah dalam membuat pola asuhnya. Sangat di sayangka jika pola asuh yang di berikan kepada anak tidak tepat bisa jadi akan berdampak pada masa depan anak yang suram.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua dari si anak ini kebanyakan karena kurangnya pengetahuan orang tua, hal itu bisa juga di tambah dengan pola asuh orang tuanya dulu kepada dirinya. Sehingga berpangaruh pada pola asuh dirinya kepada anaknya kini. Tentu dengan berkembangnya zaman menuntut pula semakin berkembangnya SDM begitupun dengan budaya dan perilaku anak yanga ada dizaman sekarang ini. Maka dari itu orang tua harus memiliki inova dalam mengasuh anaknya. Saya akan berbagi beberapa bentuk pola Asuh yang Nantinya bisa Anda pilih.
Berikut Bentuk Pola Asuh Orang tua Terhadap Anak;
1. Pola Asuh Otoriter
Pengasuhan dengan gaya otoriter ini yaitu disini orang tua memiliki peran yang dominan dalam rumah tangga terhadap perilaku anak pada kehidupan sehari-hariya. Contohnya saja dalam sekolah orang tua menuntut anaknya untuk selalu berprestasi, anak di paksa menuruti apa yang di katakan oleh orang tua.
Nah sikap otoriter ini membuat anak keberatan dan menjadi tidak memiliki hak untuk mengeluarkan pendapatnya. sehingga hal tersebut akan berdampak buruk pada perkembangan si anak karena selalu merasa terkekang, sehingga membuat si anak menjadi rendah diri dan tertutup dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga ini akan dapat membuat kreatifitas anak tidaka bisa tumbuh dengan baik.
2. Pola Asuh Permisif
Nah dalam pola asuh tersebut anak akan cenderung di berikan kebebasan oleh orang tuanya, maka dengan hal ini akan akan bebas mengembangkan kreatifitasnya, contohnya keinginan anak selalu di kabulkan oleh orang tuanya.
Dengan pola asuh permisif tersebut anak kurang atau bahkan tidak mengetahui mengenai batas-batas yang jelas dalam melakukan aktifitasnya, kemudian anak juga sulit dalam membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, taka hanya itu rasa ego yang besar akan menyelimuti dirinya. Anak akan banyak menuntuk haknya akan tetapi anak tidak memiliki kewajiban kemudian beban disiplin dan hanya akan menjalankan segala yang ingin dilakukannya tanpa mempunyai target yang jelas.
3. Pola Asuh Demokratis atau Otoritatif
Pola asuh ini merupakan pola asuh yang bisa dikatakan adanya kesinambungan antara otoriter dan permisif. Orang tua disini memang memberikan kebebasan dalam berkreatifitas, akan tetapi bukan berarti anpa adanya control dan monitoring untuk Anak. Orang tua akan tetap menerapkan kepada anaknya untuk tetap disiplin dan selalu memberikan manfaat kepada orang lain. Jika ada hal-hal yang ingin di sampaikan oleh anak maka pintu sharing akan selalu terbuka
Anak akan memiliki kualitas perkembangan yang sempurna jika menggunakan pola asuh tersebut. Biasanya dalam menyelesaikan segala hal ataupun masalah, segala sesuatunya akan diselesaikan dengan musyawarah secara demokratis akan sehingga memperoleh hasil yang cenderung positif.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^