Jujur saja sejak dulu saya tidak begitu suka sepakbola, apalagi sepakbola tanah air. Karena identik dengan kerusuhan. Berada di stadion dengan begitu banyak orang dan semua urun suara berteriak, saya sudah merasa sesak duluan.
Ada sebuah pengalaman yang tidak terlupa yang saya alami beberapa tahun lalu. Jadi rumah saya terletak radius sekitar 10km dari stadion yang cukup terkenal di Semarang. Sering diadakan laga sepakbola di sana. Saat itu malam hari sekitar jam 10. Saat kami sekeluarga sudah tertidur nyenyak, suasana hening di sekitar karena warga sekitar pun sepertinya sudah beristirahat. Tiba-tiba saya mendengar beberapa orang berlari dengan tergesa, baik lewat depan rhmah dan belakang rumah. Tidak lama berselang, terdengar suara teriakan dan caci maki, orang-orang berlari berkejaran. Begitu saja bagi saya suasana sudah cukup mencekam. Suami langsung melihat ke luar, ternyata beberapa warga juga sudah berada di teras rumah masjng-masing. Secara insting mereka berjaga-jaga.
Kejadian itu berlangsung kurang lebih 1 jam-an. Baru kondisi tenang. Saya sudah jaga-jaga gendong anak yang masih bayi, kalau-kalau ada kerusuhan yang lebih besar. See, cuma ngalami seperti itu saja rasanya sudah kebat-kebit. Takut banget. Gak pernah kebayang kalau kejadian di stadion dan ada gas air mata hiks. Ya Allah.
Sejauh yang saya amati belum ada kemajuan penanganan yang pas untuk kasus kerusuhan yang berkaitan dengan sepakbola. Entah dari pihak suporter atau pun dari pihak pengamanan. Hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk ke depannya.
Akhir kata, semoga semua keluarga korban kanjuruhan bisa selalu sabar dan tabah dalam menerima takdir Allah ini. Semoga para korban di ampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah Swt. Aamiin.
Ada sebuah pengalaman yang tidak terlupa yang saya alami beberapa tahun lalu. Jadi rumah saya terletak radius sekitar 10km dari stadion yang cukup terkenal di Semarang. Sering diadakan laga sepakbola di sana. Saat itu malam hari sekitar jam 10. Saat kami sekeluarga sudah tertidur nyenyak, suasana hening di sekitar karena warga sekitar pun sepertinya sudah beristirahat. Tiba-tiba saya mendengar beberapa orang berlari dengan tergesa, baik lewat depan rhmah dan belakang rumah. Tidak lama berselang, terdengar suara teriakan dan caci maki, orang-orang berlari berkejaran. Begitu saja bagi saya suasana sudah cukup mencekam. Suami langsung melihat ke luar, ternyata beberapa warga juga sudah berada di teras rumah masjng-masing. Secara insting mereka berjaga-jaga.
Kejadian itu berlangsung kurang lebih 1 jam-an. Baru kondisi tenang. Saya sudah jaga-jaga gendong anak yang masih bayi, kalau-kalau ada kerusuhan yang lebih besar. See, cuma ngalami seperti itu saja rasanya sudah kebat-kebit. Takut banget. Gak pernah kebayang kalau kejadian di stadion dan ada gas air mata hiks. Ya Allah.
Sejauh yang saya amati belum ada kemajuan penanganan yang pas untuk kasus kerusuhan yang berkaitan dengan sepakbola. Entah dari pihak suporter atau pun dari pihak pengamanan. Hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk ke depannya.
Akhir kata, semoga semua keluarga korban kanjuruhan bisa selalu sabar dan tabah dalam menerima takdir Allah ini. Semoga para korban di ampuni dosa-dosanya dan mendapat tempat yang terbaik di sisi Allah Swt. Aamiin.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah meninggalkan komentar ^_^